Modernisasi Pertanian Jadi Andalan Hadapi Globalisasi
jpnn.com, JAKARTA - Arus barang, termasuk produk pertanian seperti bahan pangan pokok akan semakin bebas dan mudah memasuki wilayah Indonesia seiring berlakunya pasar bebas atau globalisasi.
Hal itu bisa menjadi ancaman bagi petani lokal dan berpotensi menimbulkan ketergantungan pangan kepada asing.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron, kunci menghadapi globalisasi tersebut adalah efisiensi usaha tani.
Potensi ancaman tersebut dapat dihadapi dengan tiga langkah yang bersifat mikro.
Di antaranya, meningkatkan jumlah produksi sehingga tercapai kecukupan pangan nasional dan meningkatkan efisiensi biaya produksi sehingga produk pertanian memiliki daya saing harga.
"Kemudian, meningkatkan kualitas sehingga produk pertanian memiliki daya saing kompetitif serta mengupayakan kontinuitas suplai pangan. Secara makro, misalnya, perlunya regulasi sektor pertanian dan perlindungan yang lebih baik kepada petani termasuk perlindungan dari berbagai bencana alam serta pengembangan sarana dan prasarana pertanian termasuk pengembangan industri alsintan dalam negeri," ujar Herman, Rabu (4/10).
Semua langkah tersebut, jelas Herman, tidak terlepas dari keberhasilan implementasi teknologi pertanian modern.
Kebijakan pemerintah yang mengutamakan keberpihakan kepada petani telah berdampak positif.
Bahan pangan pokok akan semakin bebas dan mudah memasuki wilayah Indonesia seiring berlakunya pasar bebas atau globalisasi.
- Demi Swasembada Pangan, Kementan Perkuat Fungsi Penyuluh Pertanian
- Hati-Hati! Ada Hoaks soal Brigade Pangan di Media Sosial
- Kunjungi Desa Peron, Jokowi kagumi produk Alpukat dan Gula Aren
- Tinjau Bendungan Ameroro di Konawe, Mentan Amran Dorong Produktivitas Pertanian Meningkat
- Pupuk Subsidi 2025 Dialokasikan Rp 46,8 T, Mentan Amran Pastikan Distribusi Tepat Sasaran
- Pengawasan Terhadap Peredaran Sarana Pertanian Palsu-Ilegal Harus Dilakukan Bersama