Modernisasi Pertanian Untuk Sejahterakan Petani
“Artinya mampu memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga petani mencapai 80 persen, dari Rp 10,2 juta/ha/musim menjadi Rp 18,6 juta/ha/musim,” ungkapnya.
Disamping itu, sambung Ketut, modernisai pertanian juga dapat mendorong minat masyarakat khususnya generasi muda terhadap dunia pertanian.
Jika sebelumnya pertanian dipandang sebelah mata sebagai pekerjaan untuk orang yang kurang pendidikan dan miskin, bekerja penuh lumpur dibawah terpaan sinar matahari serta lebih banyak mengandalkan kerja otot.
“Akan tetapi saat ini profesi petani modern merupakan pekerjaan yang menjanjikan dan dapat di tekuni secara profesional serta tidak lagi mengandalkan otot saja,“ tutur Ketut
Pendapatan yang diperoleh sebagai petani tidak kalah menariknya dan bahkan lebih besar dari upah atau gaji dari seseorang yang bekerja pada sektor non pertanian.
“Pada kondisi seperti ini, tanpa perlu didorong, petani dengan sendirinya akan terus bersemangat untuk berproduksi,” pungkas Ketut. (jpnn)
Kementan di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mencanangkan “Program Pengembangan Pertanian Modern” untuk sejahterakan dan muliakan petani.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya