Modus Baru Penipuan Mencatut Bea Cukai, Simak Agar Tidak Menjadi Korban Berikutnya

Modus Baru Penipuan Mencatut Bea Cukai, Simak Agar Tidak Menjadi Korban Berikutnya
Sepucuk surat dengan kop 'BEA DAN CUKAI KPU TIPE C SOEKARNO-HATTA' yang digunakan pelaku penipuan untuk mengelabui korbannya. Foto: Dokumentasi Bea Cukai

Sebab, kata Budi, penipu sering kali berpura-pura menjadi petugas Bea Cukai dan mengklaim barang yang dibeli secara online terhambat karena masalah dokumen atau bahkan dikenakan denda dan sanksi pidana karena dianggap ilegal.

Dari data contact center Bravo Bea Cukai 1500225, diketahui pada Oktober 2024, terdapat 539 pengaduan penipuan mengatasnamakan Bea Cukai yang diterima.

Angka tersebut meningkat 3,45 persen apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan 521 pengaduan.

Modus yang paling sering digunakan oleh pelaku penipuan mengatasnamakan Bea Cukai, yaitu modus online shop dengan jumlah 302 kasus penipuan yang mengalami penurunan 2,89 persen apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan 311 kasus penipuan.

Budi menyebutkan ciri utama modus penipuan mengatasnamakan Bea Cukai adalah pelaku menghubungi menggunakan nomor pribadi, mengaku sebagai pejabat Bea Cukai, mengancam untuk memproses ke jalur hukum, dan meminta transfer sejumlah uang ke nomor rekening pribadi.

Agar terhindar dari penipuan mengatasnamakan Bea Cukai, masyarakat perlu mengetahui bahwa petugas Bea Cukai tidak menghubungi penerima barang dengan nomor pribadi.

Pembayaran bea masuk dan pajak impor juga tidak dilakukan melalui rekening pribadi, melainkan langsung ke rekening penerimaan negara dan menggunakan kode billing.

Selanjutnya, melakukan pengecekan barang kiriman secara mandiri melalui laman www.beacukai.go.id/barangkiriman untuk penipuan yang menggunakan modus barang kiriman.

Mawar (nama samaran) menjadi korban penipuan dengan modus mencatut nama Bea Cukai, simak ceritanya agar kamu tidak menjadi korban berikutnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News