Modus Baru Peredaran Narkoba di Masa Pandemi
jpnn.com, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap modus operandi baru peredaran narkoba.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari mengatakan, modus operandi baru yang perlu diantispasi pihaknya yakni pengiriman-pengiriman narkotika yang kuantitasnya kecil.
Sebab, kata dia, pengirimnya sering menggunakan jasa pos dan ekspedisi.
"Ini menjadi tren bahwa peredaran dan transaksi narkoba dilakukan secara daring dan juga dtemukan di dark web, Oleh karena itu BNN tetap mengantisipasi," ungkap Arman.
Di sisi lain, jelas Arman, saat masa pandemi seperti ini, sindikat lokal memanfaatkan situasi untuk bertransaksi narkoba menggunakan transportasi logistik pertanian, seperti jagung, kelapa, pisang, atau beras.
“Seolah-olah untuk membantu kebutuhan masyarakat," kata Arman Depari.
Lebih lanjut, Arman menegaskan, pihaknya akan menindak tegas terhadap pengelola tempat hiburan malam yang memanfaatkan kembali masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta untuk peredaran narkotika.
"Kami akan kembali melakukan pengawasan terhadap restoran, bar, dan hotel untuk tidak mentoleransi penyalahgunaan narkoba di tempat hiburan malam. Jika terjadi kami akan melakukan tindakan yang keras, apalagi jika ada keterlibatan pihak manajemen atau pemilik, kami akan menggunakan UU Narkotika dan bila diperlukan UU Tindak Pidana Pencucian Uang," tegas Arman.
Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap adanya modus operandi baru peredaran narkoba.
- DPRD Kota Bogor Sosialisasikan Raperda P4GN, Tampung Aspirasi Warga
- Irjen Iqbal: Tidak Ada Lagi Kampung Narkoba, Kami Kejar Sampai ke Lubang Tikus
- Bea Cukai-BNN Gagalkan Penyelundupan 19,8 Kg Sabu-Sabu di Teluk Palu, 3 Orang Diamankan
- Polda Riau Tangkap 270 Pelaku Narkoba, Irjen Iqbal: Ini Sesuai Perintah Kapolri
- BNN Menggagalkan Penyelundupan 19,82 Kg Sabu-Sabu di Sulteng, Buru Bandar Besar
- Polisi Gerebek Kampung Teleng Inhu, 3 Orang Diamankan, Salah Satunya DPO