Modus Jual Kursi Sulit Dibasmi
Sabtu, 07 Juli 2012 – 05:09 WIB
JAKARTA - Kecurangan proses Penerimaan Siswa Baru (PSB) dengan modus menjual kursi ke orang tuas calon siswa, sulit dihentikan. Selama hasil ujian tulis seleksi masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak pernah dibuka secara transparan, selama itu pula praktek jual kursi oleh pihak sekolah, masih akan terus terjadi.
Jadi, menurut Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesian Coruption Watch (ICW) Febri Hendri, kunci untuk menghentikan praktek busuk di tempat mendidik anak itu adalah pembenahan sistem.
"Satau-satunya cara, harus sistemnya yang dibenahi. Harus ada transparansi hasil ujian tertulisnya," ujar Febri kepada JPNN di Jakarta, kemarin (7/7). Jalur bina lingkungan yang melewati tes ujian tulis, paling empuk menjadi arena 'permainan'.
Hasil tes tertulis yang dirahasiakan, menjadi pemicu aksi tawar-menawar. Oknum dari pihak sekolah ataupun pejabat dinas terkait, dengan dalih bisa memasukkan siswa yang nilainya jeblok, minta sejumlah uang ke ortu siswa. Sementara, si ortu siswa tidak diberitahu berapa sebenarnya nilai hasil tes tertulis anaknya.
JAKARTA - Kecurangan proses Penerimaan Siswa Baru (PSB) dengan modus menjual kursi ke orang tuas calon siswa, sulit dihentikan. Selama hasil ujian
BERITA TERKAIT
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus
- Kuliah Tamu di BINUS University, Dosen FISIP UPNVJ Bicara soal Netnografi
- Siap-siap! Sumbangsih Cup 2025 Segera Digelar, Dijamin Seru dan Meriah