Moeldoko: Mahasiswa Menumpuk di Jawa dan Sumatra
jpnn.com, TANGSEL - Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko mengungkapkan lebih dari 80 persen mahasiswa menikmati pendidikan di Jawa dan Sumatera.
Namun, ini tidak mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) yang masih berkutat di 30 persen. Hal ini lantaran biaya kuliah reguler mahal sehingga banyak yang tidak bisa lanjut ke perguruan tinggi.
"Di sini Universitas Terbuka (UT) hadir sebagai solusi. Dengan biaya terjangkau, tidak kenal jarak dan waktu, orang bisa kuliah," ujar Moeldoko saat membawakan orasi ilmiah di depan 2500an wisudawan UT, Selasa (3/7).
UT, lanjutnya, adalah solusi luar biasa bagi orang yang biaya dan waktunya terbatas. Karena sampai saat ini baru 30 persen yang mengenyam dunia pendidikan tinggi.
Sebagai pelopor pendidikan jarak jauh, lanjutnya, UT telah mengambil peran penting menyiapkan pendidikan Indonesia dalam menyongsong era revolusi industri 4.0. Sejak akhir 1990an UT telah mengembangkan berbagai materi pembelajaran yang bisa diakses melalui laman internet secara gratis.
"Saya bisa merasakan sendiri manfaat kuliah di UT. Saya masuk UT melanjutkan S1 tahun 1996 dan lulus 2001. Lama lulusnya karena saya pindah-pindah tugas. Nilai plusnya saya bisa kuliah di tempat saya kerja jadi enggak perlu ke kampus," bebernya.
Bagi yang sibuk kerja, waktu ke kampusnya terbatas, berada di luar Jakarta dan luar negeri, Moeldoko menyarankan untuk kuliah di UT. Apalagi UT yang notabene perguruan tinggi negeri sudah ada di 33 negara. (esy/jpnn)
Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal purn Moeldoko mengatakan 80 persen mahasiswa berada di Jawa dan Sumatra.
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Mesyia Muhammad
- Korupsi Berjamaah PON Papua, Ini Tanggapan Komnas HAM dan Himpunan Mahasiswa
- Wakil Ketua MPR: Kualitas Pendidikan Harus jadi Perhatian Semua Pihak
- Semangat Inovasi Untar Bisa Menginspirasi Institusi Lain dalam Dukung Pembangunan Berkelanjutan
- Warga LDII Diminta Netral, Bijak Menggunakan Hak Pilih di Pilkada
- Ribuan Mahasiswa Beri Dukungan kepada Ahmad Ali, Begini Alasannya
- Bedah Buku: Dosen Doktoral IPB Pastikan Teori-Teori Komunikasi Pembangunan Sudah On The Track