Moeldoko: Perlu TNI yang Obrak-abrik Teroris di Poso
jpnn.com - JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menampik tudingan sejumlah kalangan yang menyebut TNI-Polri sengaja ingin memamerkan kekuatan dalam penangkapan teroris di pegunungan wilayah, Poso, Sulawesi Tengah. Menurutnya, TNI hanya membantu Detasemen Khusus 88 Antiteror karena wilayah penangkapan yang sulit dijangkau.
"Teman-teman polisi masuk ke sana agak sulit. Untuk itu diperlukan TNI untuk mengobrak abrik situasi di sana. Dengan begitu dia akan keluar dari sarangnya, teman-teman polisi mudah menangkap dia. Ini taktik yang kami kembangkan. Tidak perlu di-declare," tegas Moeldoko di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/4).
TNI pekan lalu memang membantu Densus 88 Antiteror untuk mengejar anak buah gembong teroris, Santoso. Dalam aksi pengejaran itu, salah satu anak buah Santoso, Daeng Koro tewas tertembak setelah terlibat aksi baku tembak dengan personel Densus 88.
Oleh karena itu, Moeldoko mengungkapkan pihaknya sama sekali tidak terganggu dengan kritik yang dilontarkan sejumlah kalangan terkait aksi penangkapan itu. Apalagi, tegasnya, TNI turun ke Poso juga atas persetujuan Presiden Joko Widodo.
"Presiden sudah kita lapori, presiden setuju. Panglima TNI tidak mau melakukan tindakan sendirian tanpa kontrol goverment. Semua undercontrol," tandas Moeldoko. (flo/jpnn)
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menampik tudingan sejumlah kalangan yang menyebut TNI-Polri sengaja ingin memamerkan kekuatan dalam penangkapan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah, Eddy Soeparno: Bukti Konsistensi Prabowo
- Polda Papua Masih Menunggu Petunjuk Mabes Polri Soal Kuota Bintara 2025
- Salam Pancasila, BPIP Punya Mars Baru Hasil Sayembara
- Propam Gelar Sidang Etik Kasus Pemerasan DWP, 2 Polisi Langsung Dipecat
- Tahun Baru 2025, Harapan Baru Masyarakat untuk Pemerintah Pemberantasan Korupsi
- Akademisi: Penilaian OCCRP soal Jokowi Tidak Ilmiah dan Bias