Mogok Kerja Berakhir, Pabrik iPhone Terbesar di Dunia Segera Beroperasi Lagi
jpnn.com, BEIJING - Sekitar 10.000 pekerja telah kembali ke perusahaan Foxconn di Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, China, yang disebut-sebut sebagai pabrik terbesar telepon pintar iPhone di dunia.
Setelah tiba, para karyawan membutuhkan karantina termonitor selama lima hari sebelum mulai bekerja, demikian Foxconn seperti dikutip China Daily, Jumat.
Foxconn mengirimkan sejumlah kendaraan penumpang untuk mengangkut para karyawan dengan menerapkan mekanisme lingkaran tertutup (close loop) guna menghindari penularan COVID-19.
Perusahaan perakitan telepon seluler yang berkantor pusat di Taiwan itu juga memberikan insentif kepada para pekerjanya agar bersedia bekerja dalam mekanisme close loop dengan menyediakan konseling psikologi, pakaian hangat, makanan, dan kebutuhan sehari-hari.
"Sesuai arahan dari ahli pengendalian pandemi, serangkaian tindakan pengendalian dan pencegahan penyakit harus diambil dengan menyeimbangkan upaya pencegahan penyakit dan produksi kami," demikian Foxconn.
Foxconn di Zhengzhou mempekerjakan sekitar 300.000 karyawan.
Kembalinya para pekerja iPhone tersebut merupakan bagian dari kerja keras otoritas lokal untuk meningkatkan produksi Foxconn setelah lonjakan kasus COVID-19 di ibu kota Provinsi Henan itu yang memicu para karyawannya pulang paksa dan unjuk rasa massal sejak akhir Oktober.
Pihak Foxconn akhirnya mengeluarkan surat permohonan maaf pada 24 November mengenai hal itu.
Sekitar 10.000 pekerja telah kembali ke perusahaan Foxconn di Kota Zhengzhou, China, yang disebut-sebut sebagai pabrik perakitan iPhone terbesar di dunia
- Italia Tutup Akses AI DeepSeek Buatan China, Takut Kebobolan?
- Dubes Lutong: Arahan Presiden Prabowo Bikin Indonesia-China Makin Mesra
- Pameran Film Tiongkok 2025 Sukses Digelar, Mempererat 75 Tahun Hubungan Diplomatik
- Hebat, Ekonomi China Tumbuh 5,4 Persen di Penghujung 2024
- China Serukan Pelestarian Asian Value demi Laju Pembangunan
- Xi Jinping & Trump Ingin Mereset Hubungan Amerika-China