Mohamad Nasir: Tidak Ada Obral Gelar Doktor HC
jpnn.com, SURABAYA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, tidak ada jual beli dalam pemberian anugerah doktor honoris causa (HC).
Anugerah doktor HC diberikan kepada seseorang dalam bidang ilmu pengetahuan, hukum, administrasi negara, politik, sosial, budaya.
"Nggak sembarangan bisa dapat anugerah doktor HC. Ada prosedur yang harus dilalui misalnya melalui pengamatan tentang track record si tokoh, dan lainnya," kata Nasir usai sidang senat penganugerahan doktor honoris causa kepada Muhaimin Iskandar di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Selasa (3/10).
Kemenristekdikti, lanjutnya memberikan hak prerogatif kepada perguruan tinggi untuk menentukan siapa tokoh yang akan diusulkan untuk mendapat anugerah doktor HC.
Kemudian nama si calon doktor diusulkan ke Kemenristekdikti untuk ditelaah lagi. Setelah clear, baru keluar surat penetapan Menristekdikti. "Jadi nggak ada itu obral doktor HC," sergahnya.
Hal ini ditegaskan Rektor Unair Prof M Nasih. Saat memberikan sambutan, Nasih menyatakan tidak ada obral doktor di Unair. Selama 63 tahun Unair berdiri, baru lima orang yang dianugerahi doktor HC.
"Jadi Cak Imin orang kelima. Kalau ada yang kasak-kusuk ya biarkan saja. Namanya juga anugerah, jadi banyak yang gerah," ujar Prof Nasih yang disambut tawa para undangan.
Dia menambahkan, gelar doktor HC diberikan kepada tokoh yang sudah terbukti memberikan sumbangsih kepada negara. Selain itu, harus ada buku yang sudah diterbitkan.
Gelar doktor HC diberikan kepada seseorang dalam bidang ilmu pengetahuan, hukum, administrasi negara, politik, sosial, budaya.
- Gus Imin Dukung Kemenag Bentuk Dirjen Pondok Pesantren
- Doktor Irwan
- Lihat Ekspresi Cak Imin Bertemu Gus Ipul saat Kemensos-Kemenko Pemberdayaan Masyarakat Bersinergi
- Tomy Hendrajati: Tanpa Dukungan Donatur, HI Tidak akan Bisa Berbuat untuk Kemanusiaan
- Cak Imin Minta Kapolri Segera Menindak Penusuk 2 Santri Al Fatimiyah Krapyak
- Tantangan Indonesia Kian Berat, Ais PKB: Butuh Kolaborasi Semua Elemen Bangsa