Mohammad Baedowy, dari Auditor Bank menjadi Pengusaha Sampah yang Sukses
Sempat Bangkrut, Bangkit karena Filosofi Kaca Spion
Selasa, 01 November 2011 – 08:08 WIB
Meski begitu, tekadnya untuk berwirausaha sudah bulat. Karena itu, dia memberanikan diri untuk berpamitan kepada bosnya. "Ketika saya berhenti, bos saya waktu itu bilang, asal kamu tahu ya, orang kayak kamu inilah yang nggak akan bisa sukses. You are so young, very emotional. Ingat kata-kata saya, kamu tidak akan bisa sukses. Kamu tidak sabaran," papar Baedowy mengenang perkataan bosnya. Dia hanya ingat bahwa itu hari Kamis, pada pengujung 2000.
Menyandang gelar mantan karyawan, Baedowy sempat kebingungan. Dia mulai banyak berpikir harus berbisnis apa. Bayangannya saat itu, jika bisnis makanan, ada risiko basi. Buah-buahan, risikonya busuk, tanaman ada hama, dan peternakan bisa mati.
Meski begitu, akhirnya dia nekat juga berbisnis ternak jangkrik. Dia pun merombak salah satu kamar di rumahnya. Tetapi, giliran musim panen tiba, bukannya bertambah, populasi ternaknya malah susut. "Mungkin kanibal atau apa saya tidak paham," kisahnya.
Suatu saat dia melihat ada seorang pengusaha sampah. Dia punya mobil sedan untuk istrinya dan punya mobil Kijang. "Padahal, dia hanya lulusan SD," tutur Baedowy.
Awalnya, pekerjaan Mohammad Baedowy cukup mentereng: auditor sebuah bank yang sangat mapan. Ketika karirnya menanjak, dia memutuskan untuk keluar.
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara