Mohammad Baedowy, dari Auditor Bank menjadi Pengusaha Sampah yang Sukses
Sempat Bangkrut, Bangkit karena Filosofi Kaca Spion
Selasa, 01 November 2011 – 08:08 WIB

Mohammad Baedowy, dari Auditor Bank menjadi Pengusaha Sampah yang Sukses
Dalam keadaan bangkrut, orang tua Baedowy dari Balikpapan datang. Kebetulan orang tuanya dari kalangan mampu. Begitu pula mertuanya yang kini tinggal di Malang. Baik orang tua maupun mertua Baedowy saat itu meminta agar pabrik dijual saja. "Waktu itu saya manut. Pabrik pun saya jual," ucap suami Ririn Sari Yuniar itu.
Selama ditawarkan, tak ada yang mau membeli pabrik Baedowy. Lamanya hampir tiga bulan. Saat itu Baedowy juga sudah berancang-ancang untuk melamar pekerjaan.
"Tapi, belakangan saya sadari bahwa itu sebagai kesalahan. Kesalahan saya, menyesali keputusan masa lalu itu salah. Masa lalu itu kaca spion. Cukup sekali dilirik, tapi jangan kelamaan, nanti jadi nabrak," paparnya.
Saat itu Baedowy masih bertahan di rumah kontrakan. Istri dan kedua anaknya (waktu itu) dipulangkan ke Malang. Sebab, uangnya semakin tidak memungkinkan karena dia bersikukuh untuk tidak mau meminta bantuan dana kepada orang tua.
Awalnya, pekerjaan Mohammad Baedowy cukup mentereng: auditor sebuah bank yang sangat mapan. Ketika karirnya menanjak, dia memutuskan untuk keluar.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu