Mohammad Baedowy, dari Auditor Bank menjadi Pengusaha Sampah yang Sukses

Sempat Bangkrut, Bangkit karena Filosofi Kaca Spion

Mohammad Baedowy, dari Auditor Bank menjadi Pengusaha Sampah yang Sukses
Mohammad Baedowy, dari Auditor Bank menjadi Pengusaha Sampah yang Sukses
   

Dalam keadaan bangkrut, orang tua Baedowy dari Balikpapan datang. Kebetulan orang tuanya dari kalangan mampu. Begitu pula mertuanya yang kini tinggal di Malang. Baik orang tua maupun mertua Baedowy saat itu meminta agar pabrik dijual saja. "Waktu itu saya manut. Pabrik pun saya jual," ucap suami Ririn Sari Yuniar itu.

   

Selama ditawarkan, tak ada yang mau membeli pabrik Baedowy. Lamanya hampir tiga bulan. Saat itu Baedowy juga sudah berancang-ancang untuk melamar pekerjaan.

"Tapi, belakangan saya sadari bahwa itu sebagai kesalahan. Kesalahan saya, menyesali keputusan masa lalu itu salah. Masa lalu itu kaca spion. Cukup sekali dilirik, tapi jangan kelamaan, nanti jadi nabrak," paparnya.

   

Saat itu Baedowy masih bertahan di rumah kontrakan. Istri dan kedua anaknya (waktu itu) dipulangkan ke Malang. Sebab, uangnya semakin tidak memungkinkan karena dia bersikukuh untuk tidak mau meminta bantuan dana kepada orang tua.

Awalnya, pekerjaan Mohammad Baedowy cukup mentereng: auditor sebuah bank yang sangat mapan. Ketika karirnya menanjak, dia memutuskan untuk keluar.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News