Mohon Maaf, Obat Hidroksiklorokuin tak Banyak Membantu Pasien Corona

Mohon Maaf, Obat Hidroksiklorokuin tak Banyak Membantu Pasien Corona
Ilustrasi klorokuin. Foto: Antara

Hydrocxychloroquine, yang juga digunakan untuk mengobati lupus dan radang sendi, juga tidak menunjukkan manfaat bila dikombinasikan dengan antibiotik azithromycin, menurut laporan tim Schluger. Azithromycin sendiri juga tidak menunjukkan manfaat.

Bulan lalu, dokter di Departemen Urusan Veteran AS melaporkan bahwa hydroxychloroquine tidak membantu pasien COVID-19 dan mungkin menimbulkan risiko kematian yang lebih tinggi.

Analisis catatan medis menunjukkan tingkat kematian 28 persen ketika obat diberikan sebagai tambahan perawatan standar, berbanding 11 persen dengan perawatan standar saja.

Dalam penelitian terbaru itu, 811 pasien mendapat hydroxychloroquine dan 565 tidak.

Sebab mereka tidak secara acak menerima hydroxychloroquine atau plasebo, "penelitian tidak boleh digunakan untuk mengesampingkan baik manfaat maupun bahaya" dari obat, kata para peneliti.

Percobaan acak, standar utama untuk tes terapi baru, harus dilanjutkan, tambah mereka.

Tetapi untuk saat ini, "Pedoman di rumah sakit kami telah berubah sehingga kami tidak merekomendasikan pemberian hydroxychloroquine kepada pasien yang dirawat di rumah sakit," kata Dr. Schluger, kepala divisi obat-obatan paru, alergi dan perawatan kritis di Irving.

Studi yang lebih kecil, termasuk yang dilakukan di Tiongkok, telah menunjukkan bahwa hydroxychloroquine mungkin berguna.

Hidroksiklorokuin - obat malaria yang dicoba sebagai alternatif mengobati pasien virus corona baru (covid-19), kembali gagal menunjukkan manfaatnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News