Mohsin Hamid

Mohsin Hamid
Mohsin Hamid
Masuk ke dalam kelompok penulis yang memiliki kekuatan dan kengerian tersendiri dalam ceritanya, kita akan menyambut pendatang baru: seorang novelis berdarah Pakistan, Mohsin Hamid. 2013 hampir pasti menjadi tahun paling menonjol bagi Mohsin Hamid sejak novelnya yang dijadikan versi film “The Reluctant Fundamentalist” dengan Mira Nair sebagai sutradara dan dibintangi Kate Hudson, Live Schreiber, dan Kiefer Sutherland yang akan dirilis serentak di berbagai negara bersama novel ketiganya, “How to Get Filthy Rich in Rising Asia," ("Filthy Rich").

Gaya tulisan Mohsin Hamid adalah bebas, tegang dan padat. Kalimatnya sangat renyah, tepat dan mematikan. Tidak ada yang terlewat sia-sia dalam presisinya. Ini bukanlah kisah untuk beberapa generasi, ibarat monster besar yang terlepas lari dengan putaran narasi yang tak terhitung dan karakter-karakter yang saling berhubungan. Jika karyanya adalah seekor binatang, maka ia terlihat seperti kucing yang paling ramping dari kumpulan kucing-kucing yang besar –mungkin bisa seperti macan tutul atau cheetah, beriak dengan otot-otot dan energi.

Namun, ia selalu mendatangkan keanggunan dengan harga yang harus dibayar, meskipun saya tidak yakin ini adalah bagian dari kelemahan atau kekuatan? Pada dasarnya, tidak seperti baik Aravind Adiga atau Yu Hua, karya Mohsin cenderung lebih humanis dan penuh harapan. Ia tidak menjungkat lalu menjatuhkan ke dasar jurang kekerasan dan keputusasaan yang menggambarkan dua penulis lainnya. Karakter Mohsin, pandangan globalnya melangkahkan ia menjauh dari konfrontasi kepala bertemu kepala dengan kedengkian, kebusukan hati yang menanamkan “White Tiger” dan tokoh amoral anti-pahlawannya, Balram.

Perjalanannya yang selalu berada di atas timur dan barat,– menjadikan Mohsin sebagai produk terbaik yang dihasilkan dari salah satu universitas unggulan yang tergabung dalam sebutan Ivy League. Mohsin muncul untuk memelihara ketertarikan pada ikatan antara keluarga dan cinta dengan kejutan-kejutan yang tak terduga, terutama cinta romantis yang trensenden dan konsentris, kebalikannya Aravind berkemauan mengijinkan karakter anti-pahlawannya untuk cuci tangan dari tempat asal keluarganya-Bihar.

ADA sebuah kelompok sastra Asia baru yang sedang berkembang, sebutlah “Outsider Fiction”, dengan seorang dokter gigi asal Cina-yang kemudian

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News