Monoloyo
Oleh Dhimam Abror Djuraid
Akan tetapi, realitas yang terjadi sekarang tidak sepenuhnya bisa mendukung ruang publik yang bebas. Ruang publik demokrasi telah dibajak oleh kekuasaan oligarki dan kepentingan pasar dan kekuasaan.
Percakapan di ruang publik yang berbasis kekuatan rasional dinodai oleh oligarki dan kepentingan demokrasi prosedural, sehingga bahasa percakapan, opini, dan diskursus di ruang publik menjadi kaku dan hati-hati karena diawasi dan ditertibkan.
Peringatan Presiden Jokowi untuk para pemimpin TNI dan Polri pasti akan membawa gaung kepada yang lain. Setelah muncul pernyataan bahwa TNI dan Polri tidak berurusan dengan demokrasi, nanti akan disusul seruan bahwa ASN juga tidak berurusan dengan demokrasi.
TNI dan Polri harus tegak lurus, taat dan loyal kepada pimpinan tertinggi, yaitu presiden. ASN juga demikian, harus punya loyalitas tunggal kepada pimpinan tertinggi, yaitu presiden. Era ‘monoloyo’ telah hadir kembali.(***)
Rupanya Jokowi mengintip WhatsApp Group (WAG) para pimpinan TNI dan Polri sehingga tahu ada tentara maupun polisi yang tidak setuju dengan proyek eksodus ibu kota negara.
Redaktur : Antoni
Reporter : Cak Abror
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Pilwalkot Semarang 2024: Restu & Doa Jokowi untuk Yoyok-Joss
- Lihat Senyum Jokowi saat Kampanye Luthfi-Yasin di Simpang Lima Semarang
- Lemkapi Sebut Perbuatan AKP Dadang Telah Menurunkan Muruah Kepolisian
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- Kasatreskrim Ditembak Kabag Ops di Sumbar, Kadiv Propam Bilang Begini