Monumen Duka di Tigaras dan Kenangan tentang KM Sinar Bangun Nahas

Monumen Duka di Tigaras dan Kenangan tentang KM Sinar Bangun Nahas
Monumen KM Sinar Bangun di Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Bangunan tinggi yang terdiri atas tiga bagian itu adalah monumen untuk mengenang tragedi KM Sinar Bangun. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

"Di situ kami membuka grup Tigaras Peduli," kata pria yang akrab disapa Junior itu.

Di antara ratusan korban KM Sinar Bangun ialah Feri Despian Panggabean. 

Warga Pematangsiantar itu bepergian bersama kekasihnya, Mey Aprina Saragih Siadari ke Samosir.

Syahdan, saat itu Feri dan Mey mau pulang. 

Sepasang kekasih itu pun menumpang KM Sinar Bangun yang menjadi kapal terakhir dari Pelabuhan Simanindo ke Tigaras.

Oleh karena itu, banyak penumpang yang terpaksa berdesak-desakan di KM Sinar Bangun. Kapal penyeberangan tradisional itu pun kelebihan muatan, karena tidak hanya mengangkut penumpang, tetapi juga sepeda motor.

Adik Feri, Moris Arissandi Panggabean, mengatakan abangnya setiap bepergian jauh selalu tiba di rumah paling lambat pukul 19.00 WIB. Namun, saat 18 Juni 2018 malam, Feri tak kunjung sampai rumah.

Hingga pukul 20.00 WIB, Feri belum juga terlihat. Keluarganya pun cemas.

Bangunan tinggi yang terdiri atas tiga bagian itu ialah monumen untuk mengenang tragedi KM Sinar Bangun. Insiden KM Sinar Bangun terjadi dalam suasana Idulfitri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News