Motif Politik atau Kurang Waras?
Analisis Tragedi Penembakan Arizona
Kamis, 13 Januari 2011 – 08:01 WIB
Akibat aksi nekat Loughner itu, enam orang tewas dan sedikitnya 13 lainnya terluka. Termasuk seorang bocah perempuan berusia 9 tahun bernama Christina Green dan Hakim Ketua Pengadilan Distrik AS wilayah Arizona, John Roll. Target utama, Gabrielle Giffords, tertembak di bagian kepala dan masih terbaring koma hingga sekarang.
Baca Juga:
"Kami harus menemukan tas itu. Kami yakin, ada petunjuk penting di dalamnya terkait dengan aksi nekat Loughner Sabtu lalu," ungkap Nanos. Dalam penyelidikan lanjutan di rumah pelaku, aparat kembali menemukan secarik kertas dengan tulisan tangan Loughner. Dia menuliskan, "Mati, perempuan jalang." Diduga kuat, pesan bernada ancaman itu ditujukan kepada Giffords.
Sebenarnya, bukan baru kali ini Loughner berurusan dengan polisi. Pada Oktober 2008, dia pernah menghuni tahanan gara-gara aksi vandalisme. Saat itu, dia menuliskan abjad C dan X dengan spidol pada sebuah rambu jalan. Setelah membayar denda USD 500 atau sekitar Rp 4,5 juta dan menjalani program rehabilitasi, Loughner dibebaskan.
"Beberapa waktu lalu, tidak lama sebelum penembakan terjadi, salah seorang aparat mendatangi pelaku di rumahnya. Saat ini, kami sedang menelusuri kunjungan yang diduga kuat terkait dengan pelanggaran tersebut," kata Jubir Kantor Sheriff Pima County, Jason Ogan. Loughner yang protolan perguruan tinggi itu dikenal sebagai pemuda temperamental. Dia bahkan tidak bisa bertahan lama pada satu pekerjaan.
TUCSON -- Investigasi terhadap motif yang melatari penembakan maut di Kota Tucson, Pima County, Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat (AS), terus
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer