Move On untuk Pendidikan Anak Indonesia
jpnn.com - JAKARTA – Dompet Dhuafa menggandeng Gerakan Nasional Orang Tua Asuh untuk memastikan agar harapan masyarakat terhadap pendidikan tetap hidup. Melalui berbagai program yang sudah direalisasikan, Dompet Dhuafa berupaya untuk fokus dalam bidang pendidikan dengan membantu masyarakat marginal mendapatkan akses dan kualitas pendidikan yang baik.
Deputi Direktur Pendidikan Dompet Dhuafa Sri Nurhidayah mengatakan masalah pendidikan memang tak bisa diselesaikan sendirian. Menurutnya, memang suatu hal yang berat ketika rumah tangga harus menanggung biaya pendidikan.
"Ini kunci permasalahan anak-anak yang termarginalkan," katanya dalam acara 'Dompet Dhuafa Gandeng GNOTA, Move On untuk Pendidikan Anak Indonesia' di Blok M Plaza, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Dia mengatakan Dompet Dhuafa dan GNOTA mengadvokasi bagaimana masyarakat untuk bisa mengakses pendidikan. "Karena selama ini masalah pendidikan adalah soal akses," katanya.
Sejumlah program dibuat Dompet dhuafa untuk membantu anak Indonesia agar menjadi generasi yang cerdas dan mengangkat harkat dan martabat keluarga mereka. Kampanye anti kekerasan anak juga dilakukan Dompet Dhuafa, dalam peran serta sebagai lembaga publik untuk kemanusiaan.
GNOTA yang sudah berumur 18 tahun punya visi misi membantu program pemerintah dalam kaitan pendidikan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. GNOTA berupaya membantu anak-anak dari keluarga miskin untuk bisa menyelesaikan pendidikan dasar.
Sebagai gerakan masyarakat, GNOTA juga ingin ikut membantu bangsa dalam mendorong anak-anak agar bisa terus bersekolah. Salah satunya dengan mengupayakan kepedulian orang tua asuh untuk membiayai sekolah mereka.
Memang ada dana Bantuan Operasional Sekolah yang bisa membantu orang tua yang anak-anaknya masuk sekolah negeri tak perlu lagi membayar. Akan tetapi, untuk perlengkapan sekolah tetap menjadi tanggungjawab orang tua.
Ini pula yang menjadi beban keluarga miskin karena harus memenuhi perlengkapan sekolah tersebut. Karenanya, GNOTA mencoba mengambil peran disitu untuk membantu keperluan anak-anak supaya bisa datang ke sekolah dan mengikuti pelajaran.
Psikolog Tika Bisono menilai selama ini filosofis pendidikan gratis tidak jelas. Bahkan, APBN 20 persen untuk pendidikan juga belum sepenuhnya dirasakan masyarakat. Ia pun tak sungkan memberi rapor merah bagi dunia pendidikan di Indonesia. (boy/jpnn)
JAKARTA – Dompet Dhuafa menggandeng Gerakan Nasional Orang Tua Asuh untuk memastikan agar harapan masyarakat terhadap pendidikan tetap hidup.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- SMP SIS Cilegon Jadi Sekolah Pertama Berstandar Internasional di Banten Utara
- UAC Mojokerto Perkuat Kolaborasi Pemerintah dan Akademisi dalam ICORCS 2025
- Sinergi ARLIC dan IMLA Dorong Pengembangan Bahasa Arab di Indonesia
- PPDB Diganti SPMB, Mendikdasmen Mengeklaim Ada Hal Baru
- Tingkatkan Literasi Anak, Universitas Bakrie-Yayasan Buddha Tzu Chi Gelar Ekspresi 2025
- Dilantik Jadi Kaprodi S2 Ilmu Hukum, Edi Hasibuan Berharap Banyak Polisi Mendaftar