Mozart

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mozart
Luka Modric. Foto: Twitter@EURO2020

Ketika mengawali karier sepak bola, Modric dipandang sebelah mata. "Tubuhmu terlalu kecil untuk menjadi pesepak bola," demikian kalimat yang sering didengar oleh Modric pada awal kariernya.

Setiap kali berlatih, setiap kali kalimat itu pula yang ia dengar. Bukan satu-dua orang yang mengatakannya, tetapi hampir semua.

Namun, justru dari tubuh kecil kerempeng yang tidak atletis itu gerakan-gerakan sihir muncul.

Dunia tersihir dan pada puncaknya menobatkan Modric sebagai penerima Ballon d’Or, pemain terbaik dunia 2018 menyisihkan Ronaldo dan Messi.

Dua pesepak bola itu sering disebut sebagai makhluk dari planet lain, alien, karena skill-nya yang di luar jangkauan manusia. Ronaldo dan Messi selalu berebut menjadi yang terbaik di dunia selama sepuluh tahun.

Namun, tahun itu muncul makhluk lain yang bisa mengalahkan dua alien itu. Makhluk itu adalah tukang sihir bertubuh kecil dari Kroasia, Luka Modric. Ia merampas gelar itu dari Messi dan Ronaldo.

Tubuh Luka Modric tidak seatletis Cristiano Ronaldo dengan tubuh garing dan perut six pack.

Bakat pemain asal Kroasia itu juga belum mencapai level Lionel Messi. Namun, kerja keras dan semangat tinggi menjadi kunci keberhasilan Modric. Berbagai rintangan dia lalui untuk bisa sampai menjadi salah satu pesepak bola terbaik dunia saat ini.

Di dunia sepak bola, Luka Modric adalah Mozart. Kehadirannya di lapangan selalu memunculkan irama permainan yang indah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News