MPR Ajak Masyarakat Amalkan Pancasila Lewat Wayang Kulit

Selama ini, Sunan Kalijaga dikenal pandai mendalang. Dulu, Sunan Kalijaga menetap di Kadilangu, Demak. Dia menggunakan wayang sebagai media dalam syiar Islam.
"Semoga menambah wawasan untuk mencintai Pancasila dan mempertahankan NKRI. Bangsa ini bisa jaya bila Pancasila diamalkan,” imbuh Bowo.
Sementara itu, Muhamad Jaya mengatakan, wayang kulit ini diselenggarakan oleh MPR sebagai bentuk kepedulian dan menjadi bagian dari Sosialisasi Empat Pilar yang mencerminkan kebersamaan, kekeluargaan, persatuan, dan gotong royong.
Menurut Jaya, selaras dengan sosialisasi empat pilar sebagai perekat bangsa, sosialisasi bisa terwujud dengan efektif.
Lakon yang ditampilkan tentang Pandhawa yang kehilangan pusaka Jamus Kalimasada sehingga mereka tidak mempunyai kekuatan karena ditinggal perisainya.
Akibatnya, Pandhawa Lima dan Raden Setyaki berusaha mengejar Prabu Karna untuk mengambil kembali pusaka tersebut.
Karena kesaktian Jamus Kalimasada, siapa pun yang terkena pusaka akan berubah wujudnya.
Alhasil, Setyaki berubah menjadi rantai. Nakula dan Sadewa berubah menjadi padi dan kapas.
Bowo mengatakan, wayang kulit ini merupakan bagian dari sosialisasi Pancasila, UUD Negara RI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika
- IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Instituional Domestik
- Gelar Bazar Murah di Subang, Waka MPR: Ringankan Beban Masyarakat
- Waka MPR Jajaki Peluang Investasi di Bidang Teknologi Karbon Rendah
- Dukung Eksistensi BPKH, Ketua MPR: Penting untuk Meringankan Biaya Haji
- Anak Menkum Supratman dan Ahmad Ali Dilaporkan ke KPK terkait Pemilihan Pimpinan MPR dan DPD
- Waka MPR Apresiasi Penjelasan Dirut Pertamina: Redam Kegundahan Publik