MPR: Jangan Percaya Pendidikan Berlabel Internasional

jpnn.com - JAKARTA - Peristiwa sodomi terhadap anak yang terjadi di Jakarta International School (JIS) masih belum lepas dari ingatan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Melani Leimena Suharli.
Meski sudah dalam penanganan Polri, Melani masih saja mengingatkan para orang tua yang berkemampuan ekonomi tinggi untuk tidak tergoda menyekolahkan anaknya ke institusi pendidikan berlabel internasional.
"Hati-hati, jangan percaya begitu saja kepada institusi pendidikan berlabel internasional. Saya miris dengan kejadian di JIS. Orang tua bayar 20 juta rupiah per bulan, anaknya jadi korban kekerasan dan sodomi di dalam lingkungan sekolahnya sendiri," kata Melani dalam diskusi "Pendidikan Anak Indonesia", di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (19/5).
Politikus Partai Demokrat itu menjelaskan, peran ibu dalam mendidik anaknya di rumah merupakan kata kunci dari bermulanya proses pendidikan usia dini. Label internasional lanjutnya, tidak jaminan bahwa semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Lebih lanjut, Melani menegaskan bahwa UUD 45 telah menugaskan Negara untuk memberi perlindungan terhadap anak-anak dari semua tindak kekerasan dan diskriminasi. "Karena tindak kekerasan terhadap anak tersebut sudah terjadi tidak saja di lingkungan JIS, maka Negara berkewajiban untuk memulihkan korban dan menghukum pelaku dengan seberat-beratnya," pinta Melani.
Selain itu, dia juga mendesak pemerintah untuk mengawasi anak-anak jalanan yang saat ini penampilannya ceria di setiap persimpangan jalan. "Padahal mereka itu korban dari eksploitasi sindikat orang dewasa untuk mendapatkan uang," ujarnya.
Anak-anak jalanan itu, disuruh mengemis, pendidikannya tidak terurus dengan baik bahkan masa kecilnya dirampok karena harus jadi pengemis. "Negara jangan lagi membiarkan hal itu terjadi terus menerus karena tindakan tersebut sesungguhnya sudah melanggar konstitusi," pungkas Melani Leimena Suharli.
Terkait akan terjadinya suksesi kepemimpinan nasional, Melani juga mengingatkan agar siapa pun yang nantinya terpilih jadi presiden, harus berkomitmen untuk melindungi anak-anak Indonesia. "Presiden terpilih nantinya wajib memenuhi kebutuhan pokok anak-anak Indonesia, apakah itu pendidikan, kesehatan dan proteksi dari tindak kekerasan," ujarnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Peristiwa sodomi terhadap anak yang terjadi di Jakarta International School (JIS) masih belum lepas dari ingatan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kerja Sama Universitas Indonesia dan Nusameta Demi Siapkan Keterampilan Digital
- Ada Seleksi PPPK 2024, Bukan Berarti Jumlah Guru Bertambah
- Lestari Moerdijat Tekankan Transparansi Penyaluran Beasiswa PIP Harus Dikedepankan
- Kompetisi Inovasi Teknologi Elektro Trisakti Cup 2025 Targetkan Siswa SMA Sederajat
- ITS Gandeng Ganesha Menyosialisasikan Penerimaan Mahasiswa Baru FTSPK
- Pesantren 1.000 Cahaya, Misi Pendidikan Ramadan untuk Anak Yatim dan Disabilitas