MPR: Masyarakat Makin Cerdas, Politikus Pengguna Narkoba Tidak Dipilih
jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin yakin kepercayaan masyarakat tidak turun terhadap dunia politik setelah Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief tertangkap kepolisian atas kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.
“Saya kira masyarakat juga cerdas. Dari dulu juga banyak politikus yang ketangkap narkoba. Sekarang masyarakat sudah cerdas, tidak terlalu signifikan berpengaruh pada kepercayaan masyarakat,” ungkap Mahyudin kepada wartawan di Kalimantan Timur, Selasa (5/3/2019).
Menurut Mahyudin, masyarakat bisa membedakan para politikus yang bersih dari narkoba. Dari situ, masyarakat diyakini tidak akan memilih politikus pengguna narkoba.
BACA JUGA: TKN: Kasus Andi Arief Bukti Keseriusan Jokowi Berantas Narkoba
"Memang sebenarnya yang begitu-begitu kan dari tampang saja sudah keliatan. Orang yang narkoba dari cara bicara dan tampang, kan, keliatan," pungkas politikus asal Partai Golkar itu.
Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin Hasto Kristiyanto menegaskan, narkoba adalah pembunuh masa depan generasi Indonesia.
Hasto mengatakan, seseorang yang mengonsumsi narkoba berarti merusak tubuh sendiri. Selain itu, katanya, narkoba sebagai zat adiktif juga berpengaruh pada otak pemakainya.
"Orang yang pakai narkoba jiwanya tak sehat. Alam pikirannya juga tidak sehat," tegas dia.(mg10/JPNN)
Menurut Mahyudin, masyarakat bisa membedakan para politikus yang bersih dari narkoba. Dari situ, masyarakat diyakini tidak akan memilih politikus pengguna narkoba.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Keluarga Ungkap Sosok Bripda Faras yang Tewas Saat Tangkap Bandar Narkoba di Lahat
- Lestari Moerdijat Tekankan Data Akurat dan Kolaborasi Antarlembaga Harus Dikedepankan
- Eddy Soeparno Sebut Perdagangan Karbon Internasional Pilar Ekonomi Baru Indonesia
- Lestari Moerdijat Berharap Skema Baru yang Disiapkan Pemerintah Atasi Masalah PPDB
- Waka MPR: Presiden Prabowo Menjawab Keraguan dengan Pencapaian
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi