MPR: Mengenang Lopa Seperti Membayangkan Oasis Keadilan
jpnn.com, JAKARTA - Keriuhan terjadi selepas salat Jumat di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR RI, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 12 Juli 2019. Pada hari itu, Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR bekerja sama dengan Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat menggelar acara bedah buku.
Antusias masyarakat dan penggemar buku datang dalam acara itu. Sebab buku yang dikupas berjudul “Lopa Yang Tak Terlupa” dengan menghadirkan para pakar, terutama dalam bidang yang selama ini digeluti Lopa yakni bidang hukum.
Buku yang diproduksi oleh Penerbit Imania itu memiliki tebal X+336 halaman. Karya Alif We Onggang itu ditulis sejak tahun 2001. Dalam buku bersampul warna biru itu terpampang sketsa wajah Baharuddin Lopa.
BACA JUGA: Ngotot Jadi Ketua MPR, Cak Imin Bakal Lobi ke Jokowi
Lopa, pria kelahiran 27 Agustus 1935, di Pambusuang, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, merupakan sosok yang penting dalam dunia hukum dan kehakiman sehingga tak heran bila Presiden Abdurrahman Wahid dalam sampul buku memuji sikap Lopa.
Anggota MPR dari Kelompok DPD, Muhammad Asri Anas, dalam sambutan acara mengatakan, mengenang sosok Lopa seperti membayangkan oasis keadilan.
“Ketika ada ketidakadilan dalam hukum maka sosok Lopa menjadi perbincangan,” ujar pria yang juga menjadi Ketua Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat itu.
Sosok Lopa, menurut Asri Anas merupakan panutan dan menjadi contoh dalam penegakan hukum dan keadilan.
Baharuddin Lopa, pria kelahiran 27 Agustus 1935, di Pambusuang, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, merupakan sosok yang penting dalam dunia hukum dan kehakiman sehingga tak heran bila Presiden Abdurrahman Wahid dalam sampul buku memuji sikap Lopa.
- Wakil Ketua MPR: Kualitas Pendidikan Harus jadi Perhatian Semua Pihak
- Prabowo Selamatkan Sritex, Eddy Soerparno: Ini Bentuk Nyata Presiden
- Bedah Buku: Dosen Doktoral IPB Pastikan Teori-Teori Komunikasi Pembangunan Sudah On The Track
- Pejabat Komdigi Lindungi Judol, Eddy Soeparno: Merusak Generasi Muda
- Ibas Soroti Isu Kekerasan Seksual: KIta Harus Speak Up, Waspada, dan Berani Melapor
- Lestari Moerdijat: Keberlangsungan Industri Media Butuh Dukungan Negara