Mr Seven Eleven

Oleh Dahlan Iskan

Mr Seven Eleven
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Akhirnya Ghosn ditarik ke kantor pusat di Paris: menjadi direktur operasi Michelin Holding. Saat umurnya baru 40 tahun.

Saat itu perusahaan mobil terbesar Perancis lagi bermasalah: Renault. Kalah dengan mobil Jerman: BMW, VW dan Mercy. Kalah juga dengan mobil Itali: Fiat.

Renault dalam kesulitan besar. Nyaris bangkrut.

Presiden Renault tertarik pada direktur Michelin yang masih muda itu. Direkrutlah Carlos Ghosn. Menjadi wakilnya. Dengan wewenang luas.

Saat itulah Ghosn melakukan banyak hal: mengubah organisasi perusahaan. Menjadi lebih ramping. Menyederhanakan proses produksi. Menstandarkan onderdil. Biaya-biaya tidak perlu dihapus. Ia mendapat gelar ‘Mr Cut Cost’.

Intinya Carlos Ghosn berhasil menyelamatkan Renault. Sampai mampu membeli Nissan.

Dan memimpin sendiri Nissan. Sampai berhasil. Bahkan bisa membeli Mitsubishi.

Satu lagi: Ghosn meletakkan dasar masa depan Nissan. Yakni mobil listrik. Nissan menjadi pelopor mobil listrik di Jepang. Dengan Nissan Leaf-nya.

From hero to apalah namanya. Reputasinya menembus langit. Tiga tahun lalu. Sekarang di dalam tahanan. Di Jepang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News