Mr. Y

Dhimam Abror Djuraid

Mr. Y
ILUSTRASI. Logo PSSI. Foto: Amjad/JPNN

Sebagaimana dalam serial ‘’The Godfather’’, jaringan mafia itu begitu rapi dan terorganisasi dengan baik. Pada lapis tertinggi ada ‘’Don Corleone’’ sebagai supremo, sang pemimpin tertinggi.

Sang supremo tidak perlu punya jabatan resmi dalam struktur organisasi, tetapi dia mengoperasikan organisasi bayangan yang sangat powerful.

Ketua organisasi boleh berganti siapa saja. Namun, para operator kelas atas tetap menguasai struktur organisasi. Mereka layaknya ‘’The Untouchables’’ orang-orang yang tidak tersentuh dalam sebuah jaringan rahasia.

Dalam tradisi mafia, nama Don Corleone tidak pernah boleh disebut dalam percakapan, cukup dengan isyarat tertentu seperti menyentuh telinga. Sang supremo benar-benar tokoh yang misterius dan enigmatik.

Dalam kisah ‘’The Untouchables’’ Eliot Ness akhirnya bisa membongkar jaringan mafia besar di Chicago yang dipimpin oleh Al Capone. Keberanian dan kegigihan Eliot Ness akhirnya bisa menyentuh Al Capone dan menyeretnya ke pengadilan.

Sejarah mengajarkan bahwa cepat atau lambat jaringan mafia sehebat apa pun pasti akan terbongkar. Tidak ada yang menyangka seorang Eliot Ness bisa meringkus Al Capone yang digdaya.

Hal yang sama bisa terjadi di mana saja, kejahatan terorganisasi sehebat apa pun akan keropos dari dalam dan akan terbongkar kedoknya.

Di Indonesia jaringan mafia itu tidak terlihat nyata, tetapi ada. Mungkin juga tidak sebesar Al Capone atau Don Corleone, tetapi jaringannya sama-sama rapat dan rapi jali.

Ternyata masih banyak mafia sepak bola yang berkeliaran. Masih banyak pejudi pengatur skor. PSSI masih sama saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News