MRP dan DPRP Diminta Bantu Meredam Pendukung Lukas Enembe
jpnn.com, JAYAPURA - Ketua Dewan Adat Keerom Servo Tuamis meminta sejumlah pihak ikut meredam reaksi pendukung Gubernur Papua Lukas Enembe yang menolak proses hukum oleh KPK.
Servo menyebut Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) bisa turun tangan untuk berkomunikasi dengan para pendukung Lukas yang bersiaga di di Koya Tengah, Jayapura.
“MRP dan DPRP agar melakukan pendekatan dengan tua-tua adat dari daerah gunung, dari Wamena, Tolikara, serta tokoh-tokoh Papua lainnya di Jayapura," kata dia dalam siaran persnya, Senin (3/10).
Menurut Servo, MRP dan DPRP harus membuat kesepakatan tertulis dengan para pendukung Lukas. Baru setelah itu KPK bisa melakukan pemeriksaan.
“Hal itu dilakukan supaya tidak ada korban jiwa," kata dia.
Servo mengatakan langkah itu sangat mungkin dilakukan mengingat tokoh-tokoh yang duduk di kedua lembaga pilihan rakyat itu banyak berasal dari wilayah pegunungan, sehingga akan mudah berkoordinasi.
“Mereka (MRP dan DPRP) juga harus punya tanggung jawab. Mereka jangan duduk diam saja, menunggu sampai terjadi bentrokan,” ujar Servo.
Dia menyebut apabila pendekatan dengan tokoh-tokoh Papua itu berhasil, maka KPK tidak perlu melakukan upaya paksa yang dapat berakibat menimbulkan korban jiwa.
Tokoh adat Keerom Servo Tuamis meminta MRP dan DPRP ikut meredam pendukung Gubernur Papua Lukas Enembe.
- Hmm, OTT di Bengkulu Diduga Terkait dengan Pungutan buat Pilkada
- Periksa Cagub Bengkulu Menjelang Masa Tenang, KPK Disebut Terima Orderan
- KPK Gelar OTT di Bengkulu, 7 Orang Diamankan
- Pimpinan KPK Sudah Dipilih, Alexander Marwata: Mustahil Bersih-bersih dengan Sapu Kotor
- 2 Bos PT Damon Indonesia Berkah Diduga Jadi Makelar Pengadaan Bansos Presiden
- KPK Dalami ke Mana Saja Wali Kota Semarang Mbak Ita Menukar Uang