MRP Papua Barat Dinilai Proyek Politik
Jumat, 10 Juni 2011 – 09:33 WIB
"Tadinya pimpinan 6, namun setelah dibahas, akhirnya semua sepakat, pimpinan tetap 3 saja. Mereka yang ingin membentuk MRP di Papua Barat tersebut juga ikut dalam pemilihan, namun tidak terpilih karena suara kurang. Itu berarti semua proses untuk MRP sudah selesai, sehingga kita bingung lagi dengan adanya MRP di Papua Barat itu," jelasnya.
Dikatakannya, ketika 22 anggota MRP dari Papua Barat itu bertolak ke Papua Barat, mereka tidak menjelaskan secara pasti akan rencana untuk membentuk MRP di Papua Barat. "Rencana saat itu hanya untuk silaturahim dengan Gubernur Papua Barat, ternyata di belakangnya baru diketahui bahwa kepergian mereka ke Papua Barat untuk membentuk MRP di Papua Barat," ujarnya.
"Kalau melihat prosedur yang digunakan ini, maka secara organisasi, kedudukan MRP yang sah itu ada di Papua, sementara yang mereka dirikan di Manokwari adalah MRP yang sudah terlibat dalam politik, dan perlu diketahui MRP hanya mengurus cultur bukan politik," sambungnya.
Bukan pihaknya tidak mau ada dua MRP, namun harus berpegang pada kesepakatan-kesepakatan yang sudah dibuat, terutama mengacu pada kekhususan dari Undang-Undang Otonomi Khusus No.21 Tahun 2001.
JAYAPURA - Meskipun hasil pleno Mejelis Rakyat Papua (MRP) pada 30 Mei lalu sudah sepakat bahwa MRP di Papua dan Papua Barat hanya satu, namun ternyata
BERITA TERKAIT
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Digikomfest 2024 Dorong Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang