Muak Hidup di Arab Saudi, Dua Remaja Ini Nekat Kabur ke Australia
jpnn.com, HONG KONG - Reem dan Rawan tidak akan pernah bisa melupakan hari pelarian itu, 6 September 2018. Sebelum matahari terbit, kakak beradik asal Arab Saudi tersebut sudah ancang-ancang meninggalkan hotel yang disewa keluarganya di Kolombo, Sri Lanka.
Tanpa suara, dua perempuan muda tersebut menyelinap ke kamar yang ditempati orang tuanya untuk mengambil paspor. "Kenangan yang luar biasa. Asyik," ujar Rawan kepada CNN, Jumat (22/2).
BACA JUGA: Nyawa Terancam karena Pindah Agama, Rahaf Minggat dari Saudi
Gadis 18 tahun itu mengatakan bahwa pada hari bersejarah tersebut sang kakaklah yang bertugas memesan taksi. Setelah paspor di tangan, mereka bergegas meninggalkan Kolombo.
Keduanya merelakan liburan bersama keluarga demi kehidupan baru di Australia. Mereka melakukan itu karena merasa sudah muak dengan berbagai aturan yang terlalu mengekang kaum hawa Saudi.
Reem dan Rawan -dua-duanya nama samaran- menantikan momentum liburan di Sri Lanka itu selama dua tahun. Sebelum liburan terwujud, mereka sudah sibuk merancang pelarian lintas benua tersebut. Niat dan rencana itu bahkan matang jauh sebelum kabar tentang Rahaf Mohammed Al Qunun mengguncang dunia.
Sayangnya, nasib Reem dan Rawan tidak sebagus Rahaf. Jika kini Rahaf sudah hidup tenang di Kanada setelah drama mengurung diri di sebuah kamar hotel di Bangkok, Thailand, kakak beradik tersebut masih tertahan di Hongkong.
Penyebabnya, pesawat yang mereka tumpangi dari Sri Lanka harus transit dulu di Hongkong sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia.
Reem dan Rawan, dua remaja kakak beradik asal Arab Saudi berusaha melarikan diri dari hidup penuh kekangan. Terinspirasi aksi Rahaf Mohammed Al Qunun
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?