Mualaf Ahmadiyah Dijamin Pusat
Selasa, 18 Juni 2013 – 09:27 WIB

Mualaf Ahmadiyah Dijamin Pusat
“Nah, kitab suci Ahmadiyah itu namanya Tadzkiroh, ada 866 halaman. Itu merupakan patahan-patahan Alquran yang dicampur. Jadi jelas, sikap Menteri Agama, Ahmadiyah itu bukan Islam. Sikap ini saya sampaikan ke Presiden dan majelis rapat,” tandasnya lagi.
Namun selalu ada yang marah atas sikapnya itu. Utamanya para penggiat hak asasi manusia (HAM). Bila melarang Ahmadiyah, dia dianggap oleh mereka telah melanggar kebebasan beragama. Padahal perlu diingat, bahwa kebebasan itu ada yang absolut, pun ada kebebasan berdasarkan aturan.
Tapi lagi-lagi, HAM menilai kebebasan absolut hanya milik Allah, karena manusia sangat terbatas. “Saya bukan pemilik paham absolut, karena akan tanpa batas, bahkan anti negara. Contoh bendera Indonesia kan merah putih. Pak bupati partainya PDIP warna merah, saya kan hijau (PPP, red). Kalau absolut, bisa dong saya memaksakan bendera Indonesia warna merah putih hijau. Kan gak bisa,” katanya.
Jadi tidak ada kebebasan absolut di negara ini. Sama seperti tidak ada Islam yang nabinya bukan Nabi Muhammad. Jadi pula, jangan atas dasar kebebasan agama, Ahmadiyah diakui sebagai Islam yang bebas berkembang. Sifat bebas diperlukan, tetapi kebebasan yang teratur. “Tidak bisa ibu-ibu pakai rok mini ke mesjid atas nama kebebasan,” sindir Suryadharma, disambut gelak tawa hadirin.
KUNINGAN - Para mualaf Ahmadiyah tidak perlu khawatir tentang masa depannya setelah masuk Islam. Kementerian Agama menjamin, mereka tidak akan susah,
BERITA TERKAIT
- Eks Staf Ahli Pertanyakan Proses Laporan Dugaan Suap Pimpinan DPD RI ke KPK
- Prajurit TNI AL Sigap Mengevakuasi Warga Terdampak Banjir di Pesawaran Lampung
- Terungkap! Ade Bhakti Satu-satunya Camat yang Menyuap Mbak Ita
- Peringatan Hari Kartini, UICI Meluncurkan PMB Bacth 9
- Praktisi Hukum Nilai Marcella dan Ary Bakri tak Layak Disebut Advokat
- Peringati Hari Bumi, Prudential Indonesia Tanam 5.000 Mangrove