Muara Yusuf

Oleh: Dahlan Iskan

Muara Yusuf
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Pak Lukas orangnya baik. Saya diberi modal usaha," ujar Yusuf.

Ayah kandung Yusuf sendiri seorang pedagang kecil di Dumai. Sang ayah menyekolahkan anaknya itu ke Sekolah Menengah Usaha Perikanan di Dumai.

Begitu tamat Yusuf jadi awak kapal. Milik asing. Jurusan Guam di Samudra Pasifik. Sampai dua tahun Yusuf di sana.

Setelah punya sedikit tabungan Yusuf pindah ke Jakarta. Usaha kecil-kecilan. Gagal. Bangkit lagi. Gagal lagi. Lalu jadi sopir truk tadi.

Juragannya itulah yang menyarankan Yusuf mulai dagang lagi. Dagang ikan. Beli ikan di Muara Baru, dijual di pasar-pasar kampung. Mulailah ia jual beli ikan. Kian lama kian besar. Pinjaman yang diberikan Lukas pun bisa ia lunasi.

Lukas masih sempat melihat Yusuf berkembang menjadi pengusaha besar.

Lukas juga sempat tahu Yusuf sudah punya begitu banyak pabrik ikan. Juga sempat tahu Yusuf sampai punya enam kapal.

Setelah Lukas meninggal dunia Yusuf tetap menjalin hubungan keluarga dengan anak-anaknya.

Yusuf sendiri memulai usaha dari bawah. Dua kali bangkrut. Habis. Sampai terlempar menjadi sopir truk –jurusan Jakarta-Cirebon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News