Mubarak Ditenggat Jumat
Demo Sejuta Orang, Tuntut Mundur sebelum Transisi Demokrasi di Mesir
Rabu, 02 Februari 2011 – 06:45 WIB
Itu merupakan aksi massa terbesar untuk menuntut turunnya Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun. Demo tersebut memasuki hari kedelapan kemarin. Tidak hanya kalangan terpelajar --seperti pelajar, mahasiswa, hingga doktor-- yang ikut serta. Warga miskin dan para pengangguran juga bergabung.
Berbagai spanduk bertulisan besar: "Bye, Bye, Mubarak" (Selamat tinggal, Mubarak) dibentangkan. Pengunjuk rasa juga menolak janji reformasi yang ditawarkan pemerintahan Mubarak. Mereka menuntut presiden keempat dan terlama dalam sejarah Mesir itu mundur. "Pergi dari negeri ini. Revolusi, revolusi di seluruh negeri," teriak massa.
Puluhan ribu orang sengaja menginap di Lapangan Tahrir sejak Senin malam (31/1). Mereka tidur di tenda-tenda atau di atas rumput di lokasi itu. Tank-tank dan tentara mengawasi di sekeliling lapangan tanpa bertindak apa-apa.
Menjelang siang kemarin, massa terus mengalir. Tak seberapa lama, lapangan tersebut penuh sesak. Militer hanya memeriksa identitas para demonstran yang berdatangan. "Saya akan bertahan sampai mati," ujar Usamah Allam, 43. "Jika saya mati, keluarga saya akan bangga. (Tekad seperti) inilah yang diperlukan rakyat Mesir," lanjut pengacara yang kemarin mengenakan jaket, dasi, dan jins itu.
KAIRO - Tuntutan supaya Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dari kekuasaannya sudah menjadi harga mati. Unjuk rasa besar-besaran di Mesir terus berlangsung.
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan