Mubarak Ditenggat Jumat

Demo Sejuta Orang, Tuntut Mundur sebelum Transisi Demokrasi di Mesir

Mubarak Ditenggat Jumat
KRISIS - Ramainya khalayak warga dan demonstran di Tahrir Square, Kairo, Selasa (1/2). Foto: Reuters TV.
"Revolusi kali ini tak hanya milik partai politik tertentu. Tetapi, bisa dilakukan siapa saja. Muslim, kelompok apapun, dan rakyat Mesir yang miskin juga bisa berperan," kata seorang pria tua yang tidak mau disebutkan namanya.

Pemerintahan Mubarak sebetulnya telah berupaya meredam rencana demonstrasi sejuta orang itu. Selain menghentikan layanan kereta api sehari sebelumnya, akses jalan juga ditutup.Koresponden kantor berita Agence France-Presse (AFP) melaporkan bahwa tentara menghentikan semua kendaraan yang hendak memasuki ibu kota. Dalam perjalanan dari Kairo menuju Alexandria, dia menyaksikan lebih dari 100 truk dan mobil tertahan di jalan.

Ketika para pengendara truk mengajak berdebat tentara, seorang personel militer mengokang senapan di tangannya. Tentara itu meminta agar para warga sipil mundur.  Tetapi, di jalur lain, sejumlah minibus diizinkan melintas dari Kairo menuju Alexandria setelah dihentikan dan digeledah tentara.

Sementara itu, jalan-jalan di Kota Mansura yang berada di delta Sungai Nil dan Fayum, selatan Kairo, juga diblokade militer.  Di Kairo, banyak warga tidak bisa masuk ke tempat kerja  karena jalan ditutup dan transportasi berhenti beroperasi. Kendati begitu, blokade jalan oleh militer tersebut tidak mampu meredam tekad warga untuk mengikuti unjuk rasa. Massa terus mengalir untuk mendukung unjuk rasa menuntut mundurnya Mubarak.

KAIRO - Tuntutan supaya Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dari kekuasaannya sudah menjadi harga mati. Unjuk rasa besar-besaran di Mesir terus berlangsung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News