Mubarok Merasa Tak Pernah Lecehkan Golkar

Mubarok Merasa Tak Pernah Lecehkan Golkar
Mubarok Merasa Tak Pernah Lecehkan Golkar
Wartawan itu, jelas Mubarok, mengajukan pertanyaan mengapa koalisi Demokrat tidak dibangun dari sekarang. "Saya jawab, kalau koalisi sekarang, itu sama dengan koalisi di awang-awang, wong realita politiknya belum tampak. Nanti habis pemilu legislatif tuh, baru tampak the real politiknya," ujar Mubarok menirukan jawabannya ketika itu.

 

Politisi yang juga profesor UIN Jakarta itu mengatakan, wartawan yang masih tidak puas atas jawabannya tersebut kembali mengejar dengan berargumen parpol peserta Pemilu 2009 sudah terlihat (potensi suaranya, Red).

 

"Saya kembali menjawab, eh! pemilu itu bisa membuat yang kecil jadi besar dan yang besar menjadi kecil. Koalisi harus kuat, paling tidak 50 persen lebih, maka hanya partai yang memperoleh angka signifikan yang bisa menjadi pilar koalisi," ujar Mubarok.

Pembicaraan ternyata tidak terhenti sampai di sana. Wartawan tersebut terus bertanya tentang angka signifikan yang dimaksud. Menurut Mubarok, dirinya menjawab bahwa itu relatif. Namun, kalau mencari 50 persen (menang pemilu, Red), tentunya bukan partai (untuk berkoalisi) yang hanya memperoleh 2,5 persen.

 

JAKARTA- Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok bahwa Golkar bisa mendapat 2,5 persen dalam pemilu legislatif memicu panasnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News