Mubarok Merasa Tak Pernah Lecehkan Golkar
Kamis, 26 Februari 2009 – 08:36 WIB
Wartawan itu, jelas Mubarok, mengajukan pertanyaan mengapa koalisi Demokrat tidak dibangun dari sekarang. "Saya jawab, kalau koalisi sekarang, itu sama dengan koalisi di awang-awang, wong realita politiknya belum tampak. Nanti habis pemilu legislatif tuh, baru tampak the real politiknya," ujar Mubarok menirukan jawabannya ketika itu.
Politisi yang juga profesor UIN Jakarta itu mengatakan, wartawan yang masih tidak puas atas jawabannya tersebut kembali mengejar dengan berargumen parpol peserta Pemilu 2009 sudah terlihat (potensi suaranya, Red).
"Saya kembali menjawab, eh! pemilu itu bisa membuat yang kecil jadi besar dan yang besar menjadi kecil. Koalisi harus kuat, paling tidak 50 persen lebih, maka hanya partai yang memperoleh angka signifikan yang bisa menjadi pilar koalisi," ujar Mubarok.
Pembicaraan ternyata tidak terhenti sampai di sana. Wartawan tersebut terus bertanya tentang angka signifikan yang dimaksud. Menurut Mubarok, dirinya menjawab bahwa itu relatif. Namun, kalau mencari 50 persen (menang pemilu, Red), tentunya bukan partai (untuk berkoalisi) yang hanya memperoleh 2,5 persen.
JAKARTA- Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok bahwa Golkar bisa mendapat 2,5 persen dalam pemilu legislatif memicu panasnya
BERITA TERKAIT
- Akun Medsos PJ Bupati Temanggung Diserang Warganet: Stop Cawe-Cawe
- 3 Pejabat di Banggai Diduga Langgar Aturan Netralitas ASN, Gakkumdu Ancam Jemput Paksa
- Aktivis Dorong Semua Pihak Mewujudkan Pilkada Maluku Utara Aman dan Nyaman
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum