Muchachos

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Muchachos
Kapten Argentina Lionel Messi saat memamerkan trofi Piala Dunia 2022. Foto: Twitter/FIFAWorldCup

Akan tetapi, sepak bola adalah bagian dari kapitalisme global dengan putaran uang ribuan triliun. 

Dalam tradisi kapitalisme global ada privilege bagi perusahaan-perusahaan trans-nasional raksasa untuk mendapatkan perlindungan supaya tidak bangkrut. 

Muncul jargon ‘’Too Big to Fail (TBTF)’’ , terlalu besar untuk (dibiarkan) gagal, yang menggambarkan pentingnya perusahaan-perusahaan besar itu untuk tetap berdiri, at all cost, dengan ongkos sebesar apa pun.

Pemerintah Amerika Serikat punya daftar perusahaan-perusahaan yang masuk kategori TBTF yang harus dilindungi dari kebangkrutan.

Pemerintah Amerika siap menggelontorkan subsidi besar untuk menjamin korporasi TBTF tetap berdiri.

Ekonomi Amerika boleh kembang kempis dihajar resesi, tetapi bonus para eksekutif korporasi besar akan tetap diberikan dalam jumlah edan-edanan. Itulah prinsip TBTF yang menjadi kredo kapitalisme global.

Dalam tradisi sepak bola internasional juga ada kategori TBTF itu. Brasil gagal melewati adangan Kroasia di perempat final melalui adu penalti. 

Tinggal Argentina yang menjadi wakil Amerika Latin. Untunglah Argentina bisa melewati adangan Belanda. 

Final kali ini seperti final milik Messi. Ini adalah kesempatan terbesar dan, mungkin, terakhir bagi La Pulga, Si Kutu Messi untuk mengangkat tropi Piala Dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News