Mudik Lebaran Berpotensi Meningkatkan Pasien Corona jadi 200.000 Orang

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyoroti fenomena masyarakat yang mulai mudik jauh hari menjelang Ramadan dan Idulfitri.
Mereka yang mudik bisa jadi terkena imbas peraturan seperti work from home, physical distancing dan penutupan tempat usaha.
Kebijakan itu diterapkan agar penularan COVID-19 bisa dikendalikan.
Syarief mengatakan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) makin memperbanyak masyarakat yang berada di kota-kota besar untuk mudik ke kampung halaman masing-masing.
Menurut dia, bila hal demikian dibiarkan tentu akan makin membahayakan dari proses penyebaran COVID-19.
Syarief mengatakan, supaya penularan COVID-19 tidak menjadi-jadi akibat migrasi besar-besaran saat mudik maka perlu adanya larangan, tujuannya menjaga agar pandemi tidak makin meluas.
Dia meminta pemerintah dengan tegas memutuskan pelarangan mudik tahun ini mengingat kondisi darurat pandemi COVID-19 makin menghawatirkan.
“Kebijakan pelarangan tersebut berlaku kepada semua tanpa kecuali," ujar Syarief.
Syarief meminta pemerintah tegas mengeluarkan kebijakan larangan mudik Lebaran tahun ini, tanpa kecuali.
- 1,4 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada H+5 Lebaran
- Arus Balik Lebaran 2025, 2 Juta Kendaraan Melintasi Jalur Arteri Jabar
- Malam Tadi Puncak Arus Balik di Jalur Selatan Nagreg Terlewati
- Dirut Jasa Raharja Minta Pemudik Tetap Utamakan Keselamatan
- Lubana Sengkol Jadi Favorit Keluarga, Karcis Masuk Rp 10 Ribu Saja
- Fitur Unggulan di Suzuki Ertiga Hybrid Cruise Bikin Perjalanan Jauh Makin Tenang