Mufida: Angka Kematian Ibu dan Perceraian di Indonesia Memprihatinkan
Menurutnya, banyak perempuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) terbebani masalah keluarga sebelum memutuskan menjadi PMI. Perempuan PMI banyak yang tidak siap secara skill yang menjadi tuntutan pekerjaan dan juga dari sisi bahasa.
“Sementara kepercayaan diri mereka juga rendah, sehingga cenderung tidak percaya diri jika ada yg mengintimidasi dan tidak mau repot memperpanjang dengan urusan hukum atau melapor ke kepolisian setempat, padahal pada posisi yang benar,” papar Mufida.
Masalah semakin berat karena banyak dari perempuan PMI hadir di negara penempatan dengan sejuta rindu kepada anak, orang tua, suami, teman-temannya.
Akibatnya, prestasi kerjanya cenderung kurang. Mufida menambahkan, sementara di tanah air perginya para ibu bekerja di luar negeri juga menjadi beban bagi anaknya.
"Karena peran pendidikan yang seharusnya dijalankan para ibu menjadi tidak dapat berjalan. Belum lagi dengan angka perceraian yang sangat tinggi, berakibat ketidakjelasan hak asuh dan anak lagi-lagi menjadi korban,” pungkas Mufida. (boy/jpnn)
Para ibu yang menjadi pekerja migran juga menghadapi ancaman meningkatnya angka perceraian setiap tahun.
Redaktur & Reporter : Boy
- Menteri Karding: Pekerja Migran Indonesia Harus Memiliki Keterampilan dan Mental Kuat
- Menteri Karding Tugaskan Anak Buah Bantu Mila Dapatkan Ijazah Ditahan Penyalur PMI
- Aden Wong dan Amy Sepakat Cerai, Terungkap Pengaruh Pihak Ketiga
- Tampil Serasi Pakai Outfit Warna Putih dengan Andrew Andika, Tengku Dewi Bilang Begini
- Ini Alasan Tengku Dewi Tetap Menjemput Andrew Andika Setelah Selesai Rehabilitasi
- Ditanya soal Keinginan Balikan dengan Tengku Dewi, Andrew Andika Bilang Begini