Mufti Anam Kritik Bank Syariah Lebih Sibuk Biayai Korporasi Dibanding UMKM

Mufti juga mencatat masih mahalnya pembiayaan di bank syariah, sehingga bank syariah yang seharusnya menjadi akselerator ekonomi umat, justru malah memberatkan umat.
Menurut Mufti, salah satu penyebab masih mahalnya pembiayaan di bank syariah adalah biaya dananya (cost of fund) yang masih mahal.
Deposito syariah misalnya masih ada yang ekuivalen 5,5 persen. Apalagi, porsi deposito di struktur dana pihak ketiga (DPK) bank syariah juga masih tinggi, sekitar 43 persen. Kalau di bank konvensional, porsi deposito hanya kisaran 30-35 persen.
“Ini artinya, bank syariah beroperasi dengan dana mahal, yang ujungnya bagaimana bikin penggiringan agar pembiayaannya juga bisa menciptakan margin yang lebih besar dari cost of fund-nya,” katanya.
“Namun, ini justru tantangan bank syariah, bagaimana bisa meningkatkan dana murahnya seperti tabungan. Artinya, BSI harus lebih pandai-pandai mencari terobosan agar publik melirik untuk penempatan dana murah. Dengan populasi muslim yang besar di Tanah Air, BSI gagal total kalau tidak mampu menarik pasarnya dengan optimal,” tutur Mufti. (*/adk/jpnn)
Menurut Mufti, salah satu penyebab masih mahalnya pembiayaan di bank syariah adalah cost of fund yang masih mahal.
Redaktur & Reporter : Adek
- Anggap Perkara Hasto Bentuk Pesanan, Maqdir Singgung Pemecatan Jokowi dan Keluarga
- Reaksi Hasto setelah Dengar Dakwaan KPK: Ini Daur Ulang demi Kepentingan Politik
- Sandiaga Uno: Istikamah Jadi Kunci OK OCE Memperluas Bisnis dan Lapangan Kerja
- Hasto Kristiyanto: Tanpa Supremasi Hukum, Republik Ini Tak Akan Kokoh
- Rekan-Rekan Sekjen PDIP Hadir di Sidang Perdana, Pakai Kaus Hasto Tahanan Politik
- PNM Buka Peluang Pasar Baru bagi Nasabah Mekaar Lewat Program Cici Rosa Ramadan