Mugabe Ogah Lengser, Pengin Jadi Presiden Sampai Mati
jpnn.com, HARARE - Dikudeta dan berstatus tahanan rumah tidak membuat Robert Mugabe melunak. Sampai kemarin (16/11), presiden Zimbabwe itu tetap ngotot mempertahankan jabatan.
Negosiasi Mugabe dan perwakilan militer yang melibatkan tokoh agama di Blue House, kediaman resmi presiden di Harare, berlangsung alot. Rakyat Zimbabwe pun cemas menanti kabar.
’’Terjadi perdebatan seru. Intinya, mereka mendesak presiden agar menyudahi kepemimpinannya,’’ kata seorang sumber pemerintahan.
Tapi, Mugabe yang berkuasa di Zimbabwe sejak 1980 tak menggubris desakan-desakan tersebut. Dia bersikeras melanjutkan kepemimpinannya sampai masa jabatan berakhir.
Mugabe bahkan tetap membidik kursi presiden dalam pemilu mendatang. Namun, kesehatan pria 90 tahun itu membuat kroninya khawatir.
Setelah menjalani pengobatan di Singapura beberapa waktu lalu, sang istri, Grace meminta Mugabe menunjuk pengganti. Dengan demikian, jika ajal menjemputnya setelah Pemilu 2018, Zimbabwetidak akan mengalami kekosongan kekuasaan. Secara tersirat, dia menunjuk Grace sebagai penerusnya.
Fidelis Mukonori, pastor yang bertugas sebagai mediator dalam pertemuan kemarin, juga gagal merayu Mugabe. Suami Grace itu tak mau tunduk pada militer yang menginginkan pengunduran dirinya.
Dia juga tidak menggubris permintaan tertulis sekitar 100 kelompok masyarakat yang menginginkan dirinya lengser. Mereka juga mengimbau militer menghargai proses demokrasi dan tunduk pada konstitusi.
Upaya militer membujuk presiden tiga dekade Robert Mugabe lengser menemui jalan buntu
- Anak Mantan Presiden Mengamuk di Pesta, Satu Mobil Hancur
- Balas Budi, Tiongkok Kirim Ratusan Dokter untuk Memerangi Virus Corona di Zimbabwe
- 3.251 Orang Ditangkap Gegara Keluyuran saat Lockdown Corona
- Berkuasa 37 Tahun, Robert Mugabe Ternyata Masih Kalah Tajir dari Menhan Prabowo
- Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi kepada Menteri Tukang Culik
- Dikudeta Militer, Mugabe Tetap Dikubur di Taman Makam Pahlawan