Mugabe Ogah Lengser, Pengin Jadi Presiden Sampai Mati
Selain kelompok sipil, imbauan serupa muncul dari gereja. Para pemimpin gereja di Kota Harare dan sekitarnya berharap Mugabe dan militer bisa menyelesaikan krisis dengan bijaksana.
Semua itu dilakukan demi terwujudnya transisi damai yang diharapkan sebagian besar warga. ’’Sebagai rakyat, yang saya harapkan hanya perdamaian, stabilitas keamanan, dan perbaikan ekonomi,’’ kata Cletus Mubaiwa, penduduk Harare.
Rabu lalu (15/11) militer mengudeta Presiden Robert Mugabe yang pekan lalu mendepak wakilnya, Emmerson Mnangagwa.
Kup bermula dari pengambilalihan stasiun televisi ZBC milik pemerintah sekitar pukul 04.00 dini hari. Tak lama kemudian, tank-tank militer melintasi jalanan Kota Harare, ibu kota Zimbabwe.
Sama seperti sebagian besar penduduk ibu kota Zimbabwe, Mubaiwa tidak ingin terlalu lama terperangkap dalam ketidakpastian. Sebab, semakin lama kesepakatan tercapai, akan semakin lama pula warga hidup dalam ketakutan.
Sejak Rabu, Harare tak ubahnya pangkalan militer. Tank-tank militer masih bebas melintas di jalan raya. Di setiap sudut kota, tentara berjaga. Terutama di gedung parlemen dan sekitarnya.
Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma langsung mengirimkan Menteri Pertahanan Nosiviwe Mapisa-Nqakula dan Menteri Keamanan Publik Bongani Bongo ke Zimbabwe.
Sebagai pemimpin negara tetangga, dia berharap masalah internal Zimbabwe segera usai dan kehidupan kembali normal. Kemarin dua utusan Zuma itu bertemu dengan Mugabe dan membahas langkah sang presiden selanjutnya.
Upaya militer membujuk presiden tiga dekade Robert Mugabe lengser menemui jalan buntu
- Anak Mantan Presiden Mengamuk di Pesta, Satu Mobil Hancur
- Balas Budi, Tiongkok Kirim Ratusan Dokter untuk Memerangi Virus Corona di Zimbabwe
- 3.251 Orang Ditangkap Gegara Keluyuran saat Lockdown Corona
- Berkuasa 37 Tahun, Robert Mugabe Ternyata Masih Kalah Tajir dari Menhan Prabowo
- Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi kepada Menteri Tukang Culik
- Dikudeta Militer, Mugabe Tetap Dikubur di Taman Makam Pahlawan