Muhammad Asichin, Bekas Anak Nakal yang Jadi Penjaga Arsip Nasional
Menjembatani Tuntutan Keterbukaan dengan Keharusan Menjaga Kerahasiaan
Selasa, 17 Januari 2012 – 03:23 WIB
Saat duduk di bangku SMA hingga kuliah di Semarang, Asichin juga sering terlibat masalah. "Ya namanya anak muda, Mas. Ibaratnya yang orang lain baru mau mulai, saya sudah nutup buku," kata alumnus SMA Sultan Agung Semarang itu sembari terkekeh. Jari-jari tangan kanan Asichin langsung menutupi wajahnya, seolah-olah malu menceritakan masa lalunya.
Anehnya, kata Asichin, justru teman-temannya yang saat sekolah dan kuliah dikenal sebagai anak-anak bengal justru banyak jadi pejabat tinggu. "Saya juga kadang berpikir, yang mbeler (nakal,red) banyak yang jadi eselon I. Tapi ada teman-teman saya yang pacaran saja ngak pernah, ternyata sampai pensiun cuma hanya jadi kabag, eselon III," kataya.
Tapi itulah kisah hidup Asichin. Keputusannya masuk menjadi PNS di ANRI yang dicibir di permulaan termasuk dari orang-orang dekatnya, ternyata terbayar. Kariernya pelan-pelan menanjak. Hingga saat reformasi bergulir, jabatan Asichin adalah Kanwil Kearsipan di Jawa Tengah.
Seiring bergulirnya Otonomi Daerah, Asichin sebenarnya hendak ditarik sebagai PNS di Jateng. Namun garis tangan berkata lain. Asichin ternyata ditarik ke Jakarta. Tuntutan demiliterisasi pada jabatan-jabatan sipil, membawa berkah tersendiri bagi Asichin. Pada 1988, Asichin terpilih sebagai Deputi Pembinaan ANRI menyingkirkan sejumlah pesaing dari kalangan TNI yang juga sudah lama ditempatkan di ANRI.
Menjadi Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ARNI) nyaris tak terbayangkan di benak Muhammad Asichin. Sempat dicibir saat memilih jadi pegawai
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408