Muhammad Fachrudin, Pesepakbola Nyambi Jual Kepiting

Pagi Masak, Siang Jualan, Sore Latihan

Muhammad Fachrudin, Pesepakbola Nyambi Jual Kepiting
WIRAUSAHA: Muhammad Fachrudin (kanan) saat melayani pembeli. Foto: Sugeng Deas/Jawa Pos

’’Bingung ngomong-nya. Kalau berjualan, kan minimal bisa basa-basi,’’ ujarnya. Untunglah, Ita Hefni, sang istri, sangat membantunya. Dialah yang kerap membuat tamu kerasan dengan perbincangan ringan dan segar. Pasangan yang menikah pada 2007 itu terlihat kompak menjalankan usaha kuliner seafood tersebut.

Bagi Fachrudin, berjualan kepiting sangat menyenangkan. Selain memang menggemari kepiting, mantan pemain Arema itu bebas bereksperimen. Ya, selama usaha kulinernya berdiri, yakni awal 2014, Fachrudin sendiri yang memasak kepiting-kepiting tersebut. ’’Bisa beberapa menu sebenarnya. Tapi, yang paling laris asam manis,’’ katanya.

Dia mengatakan, ide usaha kepiting itu berawal dari profesinya sebagai pemain sepak bola yang kian tidak jelas. Bagaimana tidak, gaji yang seharusnya dia peroleh setiap bulan kerap menunggak. Fachrudin menyatakan, saat di Arema, tunggakan gaji mencapai Rp 200 juta.

’’Saya punya istri dan anak. Kalau tidak digaji, membiayai kebutuhan sehari-hari pakai apa?’’ ungkap Fachrudin.

Karir pria berusia 32 tahun itu di dunia sepakbola terbilang cukup lama. Sejak berusia 15 tahun, dia bergabung di Persebaya Surabaya. Bahkan, hingga saat ini Fachrudin mengaku telah bergabung di lebih dari 10 klub sepakbola Indonesia. Pada 2001, Facrudin menjadi pemain sayap di Persebaya.

Selanjutnya, dia bergabung di Persatuan Sepakbola Indonesia Jepara (Persijap). Bahkan, sepuluh tahun terakhir Fachrudin bergabung dengan klub-klub andalan Indonesia. Misalnya, Arema, Deltras, dan Sriwijaya. Terakhir, yakni pada 2014, dia bergabung dengan Persik Kediri.

Meski kiprahnya di dunia sepakbola sudah melanglang buana, Fachrudin tidak lantas puas. Malah dia mengaku kecewa dengan beberapa klub yang pernah diikutinya. ’’Kerja apa saja, kalau gaji nunggak, jelas kecewa,’’ keluh pria asal Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, itu.

Fachrudin mengakui, sepakbola merupakan hobi sejak kecil. Menjadi pesebakbola juga cita-citanya. Dia tidak pernah berpikir bahwa ada klub sepakbola yang bermasalah dengan finansial sehingga berdampak pada tunggakan gaji pemain.

KONTRAK habis dan masa depan yang tidak jelas membuat pemain sayap lincah Persik Kediri M. Fachrudin mencari cara agar dapur tetap ngepul. Hanya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News