Muhammad Nuh Setelah Tak Jadi Menteri
Dedikasikan Diri Kembangkan Kombinasi Ilmu Kedokteran dan Teknik

jpnn.com - Setelah tidak lagi menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan, Muhammad Nuh kembali ke kampusnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tidak hanya mengajar, Nuh juga mengembangkan laboratorium biocybernetic yang berguna bagi pengembangan ilmu teknik biomedika.
Dinda Lisna Amilia, Surabaya
TUJUH tahun Muhammad Nuh tidak mengajar. Tepatnya, sejak mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono memintanya menjadi menteri komunikasi dan informatika pada 9 Mei 2007. Lalu dia menjadi menteri kebudayaan dan pariwisata. Terakhir, Nuh menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan.
Namun, sejatinya Nuh tidak melupakan kampusnya. Sesekali saat ada tugas di Surabaya, Nuh menyempatkan mampir. Apalagi, sejak 2012 dia mengembangkan biocybernetic, sebuah laboratorium yang membantu pengembangan salah satu cabang disiplin ilmu dari teknik elektro, yaitu biomedika.
Saat ditemui pada Jumat lalu (8/5), Nuh sedang menilik satu per satu karya mahasiswanya. ’’Laboratorium ini selalu ramai sampai malam, termasuk saat saya sedang sibuk di Jakarta,’’ papar suami drg Laily Rahmawati tersebut.
Laboratorium itu adalah salah satu impian Nuh yang tercapai. Nuh menyadari, dirinya tidak akan selamanya berada di kementerian. Sebagai akademisi, dia harus kembali mengajar dan meneliti.
Karena sejak menjabat menteri Nuh merindukan disiplin ilmu aslinya, jadilah pada pertengahan 2012 dia mendirikan laboratorium biocybernetic. Dia dibantu para sahabatnya. Yaitu, Dr Muhammad Arifin M Eng, Hilman Fatoni, dan Muhammad Abdul Hadi. Bila Nuh tidak ada di Surabaya, merekalah yang mengurusi mahasiswa di laboratorium tersebut.
Laboratorium yang terletak di lantai 2 gedung Jurusan Teknik Elektro ITS itu menjadi pengembangan teknik biomedika. Bidang ilmu itulah yang didalami Nuh sejak S-1 hingga mendapatkan gelar master dan philosophy doctor dari Universite Science et Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Prancis.
Setelah tidak lagi menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan, Muhammad Nuh kembali ke kampusnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tidak
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara