Muhammadiyah dan NU Mundur dari POP Kemendikbud, Wakil Sekjen FSGI Bilang Begini
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim menilai mundurnya dua organisasi terbesar Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menandakan hilangnya legitimasi moral.
Sejarah republik ini membuktikan, dua organisasi massa Islam terbesar Indonesia ini menjadi tiang pancang, penjaga moralitas bangsa Indonesia.
"Mundurnya NU dan Muhammadiyah dari POP memberikan pesan kepada kita bahwa ada yang janggal dalam proses seleksi POP," kata Satriwan dalam pesan elektroniknya, Kamis (23/7).
Dia melanjutkan, NU dan Muhammadiyah sudah hampir satu abad menjadi jangkar dan pedoman moralitas republik ini. Aktivitas pendidikan yang mereka lakukan telah teruji masa sampai detik ini.
Mundurnya NU dan Muhammadiyah dari POP, kata Satriwan, sebagai pertanda dua organisasi Islam ini punya marwah. Sebab, tentulah tidak sembarangan dan tak asal-asalan sehingga mereka memutuskan mundur dari POP.
BACA JUGA: Ketua Fraksi NasDem Sumut dr Tuahman Purba Positif Terjangkiti COVID-19
"Walaupun saya yakin sekali, tanpa POP dan Kemdikbud pun, NU dan Muhammadiyah tetap terdepan dalam bergerak di nusantara ini, mencerdaskan kehidupan bangsa," pungkasnya. (esy/jpnn)
Wasekjen FSGI menilai program organisasi penggerak telah hilang legitimasinya karena NU dan Muhammadiyah mundur
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Telat Jatah
- Soal Usulan Program MBG Pakai Dana Baznas, Kiai NU: Tidak Boleh
- Harlah ke-102 NU: Presidium MLB NU Menggelar Diskusi Publik di Kediri
- Zakat Dipakai untuk Membiayai Makan Gratis? Saleh: Perlu Kajian dan Pendapat Ulama
- Presidium: NU jadi Anomali di Bawah PBNU
- Pemuda Muhammadiyah Minta Polemik Pagar Laut Diselesaikan Transparan