Muhibah Anies
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Anies Baswedan mengadakan muhibah ke Jawa Timur akhir pekan lalu.
Ia sowan ke beberapa tokoh dan mengunjungi beberapa tempat bersejarah. Kunjungan ini sebenarnya kunjungan biasa, tetapi mendapat reaksi dan komentar luar biasa karena serta merta dikaitkan dengan persiapan Pilpres 2024.
Anies sowan kepada Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar. Dalam pertemuan santai itu Anies mengobrol mengenai banyak hal, berdiskusi mengenai kitab kuning, sambil menikmati durian.
Anies juga mengunjungi makam Sunan Ampel di kompleks Masjid Ampel, Surabaya, dan juga mengunjungi makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
Jika politik adalah simbol dan gestur, maka kunjungan Anies ini adalah simbol dan gestur politik paling kuat kepada lawan politiknya di Pilpres 2024.
Jawa Timur dikenal sebagai kandang banteng atau basis kekuatan politik nasionalis. Pada Pilpres 2019 Jatim menjadi salah satu kunci sukses pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin mengalahkan Prabowo-Sandi.
Anies cukup berhati-hati untuk tidak menyinggung ego politik kalangan nasionalis yang bisa saja merasa diinvasi tanpa izin. Anies membungkus road-show ini sebagai muhibah kultural dan bukan manuver politik.
Anies sowan ke kiai NU dan melakukan ziarah kubur sebagai gestur pendekatan kepada kalangan nahdiyin. Latar belakang Anies sebagai muslim modernis membuatnya dianggap berjarak dari kalangan muslim tradisional. Kunjungan ke Jawa Timur adalah muhibah kultural untuk menutup political gap itu.
Anies Baswedan mengobrol mengenai banyak hal, berdiskusi mengenai kitab kuning, sambil menikmati durian.
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Hasto Tuding Ara Main SARA soal Pramono-Rano Didukung Anies, Prabowo Pasti Tak Suka
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk