MUI Dukung Pembatalan Kontes LGBT di Bali
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Polri yang telah membatalkan rencana penyelenggaraan Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 di Bali.
Kontes kecantikan yang berbau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tersebut akhirnya batal diselenggarakan.
"Alhamdulillah acaranya dibatalkan. Kami berharap pelarangan itu akan diberlakukan di semua daerah di wilayah NKRI," ujar Waketum MUI Zainur Tauhid Sa'adi dalam pernyataan resminya, Kamis (11/10).
MUI prihatin dengan semakin maraknya aktivitas kelompok LGBT yang sudah berani secara terbuka dan terang-terangan menunjukkan eksistensinya.
Hal ini merupakan indikator bahwa jumlah dan aktivitas kalangan non-heteroseksual alias penganut homoseks di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.
Sekaligus menunjukan masalah homoseksual tidak bisa dianggap lagi menjadi hal sederhana, dan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Khususnya dari pemerintah, tokoh agama dan masyarakat.
"Praktik lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) serta seks bebas harus dilarang, karena bertentangan dengan nilai-nilai agama dan Pancasila," tegasnya.
Orientasi non-heteroseksual, bukanlah sesuatu yang dibenarkan dalam ajaran Islam. MUI sudah mengeluarkan fatwa pada 2014, tentang LBGT hukumnya haram atau dilarang oleh agama.
Norma hukum positif di Indonesia sudah sangat jelas dan tegas tidak melegalkan LGBT.
- Astaga, Seorang Oknum Guru dan 2 Mahasiswa di Riau Terlibat LGBT, Nih Tampang Mereka
- Fatayat NU Kecam Prancis yang Melarang Atlet Tuan Rumah Berhijab di Olimpiade Paris 2024
- Awas, Kandidat Terindikasi LGBT & Poligami di Pilwako Bogor Terancam Rontok
- HNW Tegas Ingatkan Indonesia Jangan Ikut-ikutan Thailand Legalkan Pernikahan Sejenis
- Cegah Perilaku LGBT pada Anak, Bhayangkari Riau Undang Dr Boyke Jadi Pembicara
- Webinar Bhayangkari Riau, Dokter Boyke Berbagi Tips Agar Anak Terhindar dari LGBT