MUI : Jangan Terjebak Capres Laki-Perempuan
Kamis, 21 Mei 2009 – 15:34 WIB
JAKARTA - Para ulama dan tokoh-tokoh agama dianggap sebagai kalangan yang mudah mempengaruhi masyarakat. Karenanya, saat menjelang dan memasuki masa kampanye pemilu presiden, mereka akan menjadi 'rebutan' para kandidat capres-cawapres beserta tim suksesnya. Tujuannya jelas, agar para ulama dan tokoh agama itu mau mempengaruhi massa pemilih untuk memilih kandidat tertentu.
Guna menghindari agar para ulama dan tokoh agama tidak terlalu dalam terseret arus politik praktis, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat meminta agar para ulama di seluruh Indonesia cukup memberikan kriteria pemimpin yang ideal ketika berbicara di depan ummat. "Jangan menyebut nama karena masyarakat sudah cerdas," ujar Sekretaris Umum MUI Pusat KH Ichwan Syam kepada JPNN di Jakarta, Kamis (21/5).
Mengantisipasi kemungkinan bakal munculnya lagi kontroversi soal pemimpin perempuan yang dibungkus argumen-argumen keagamaan, MUI juga merasa perlu untuk menjelaskan hal itu. Ichwan Syam berharap agar para ulama dan tokoh agama tidak menyinggung persoalan seperti itu. "Jangan terjebak soal pemimpin laki-laki atau perempuan, dari kalangan sipil atau militer," ujarnya.
Para ulama diharapkan cukup memberikan pencerahan kepada ummat mengenai pentingnya memilih pemimpin yang punya kedekatan dengan ummat Islam. Hal itu bisa dilihat dari program-program yang ditawarkan para kandidat capres-cawapres. "Jangan pilih yang programnya bertentangan dengan agenda ummat Islam," pesannya.
JAKARTA - Para ulama dan tokoh-tokoh agama dianggap sebagai kalangan yang mudah mempengaruhi masyarakat. Karenanya, saat menjelang dan memasuki masa
BERITA TERKAIT
- Kaesang Yakin 70 Persen Pemilih Sragen Pilih Sigit-Suroto
- Ketua DPRD Kota Sibolga: Saya Berkomitmen Menjalankan Tanggung Jawab Secara Profesionalisme
- Dambakan Pembangunan di Jateng, Pemuda Solo Dukung Luthfi-Taj Yasin
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- Survei Tatap Muka Poltracking Indonesia: Isran Noor-Hadi 52.9%, Rudy Mas'ud-Seno Aji 38,4%
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024