Mujahid PA 212 Tolak Ahok Pimpin Ibu Kota Baru, Kapitra Beri Respons Menohok Begini
jpnn.com, JAKARTA - Penolakan mujahid PA 212 terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang digadang-gadang menjadi calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, dinilai berlebihan oleh politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera.
Menurut Kapitra, bila dilihat secara profesional, Ahok memang pernah melakukan kesalahan berupa perbuatan menista agama. Bahkan, sudah ada keputusan berkekuatan hukum tetap yang menyatakan mantan gubernur DKI Jakarta itu bersalah dan dia juga telah menebus kesalahan dengan menjalani hukuman penjara.
"Artinya pada tingkat itu, itu sudah selesai masalah dengan Ahok seharusnya, sehingga kita tidak lagi punya hak untuk membatasi hak-hak orang lain," kata Kapitra saat berbincang dengan jpnn.com, Sabtu (7/3).
"Allah katakan (dalam Alquran); janganlah kebencianmu membuat kamu tidak adil. Kedua, ada ayat lagi mengatakan, ketika seseorang telah mengakui kesalahan, telah tidak memusuhimu, maka kamu berlaku adillah kepada mereka," sambung mantan pengacara Habib Rizieq Shihab ini.
Oleh karena itu, kata Kapitra, sebagai warga negara, Ahok tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mengaktualisasi dirinya. Dia juga tidak boleh kehilangan kesempatan-kesempatan untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu.
Jika dia pernah melakukan korupsi dalam jabatan sebelumnya, maka dugaan itu harus dibuktikan. Sebab, sampai sekarang hal itu masih berupa opini dan tidak ada proses hukum yang menyatakan seorang Ahok telah diduga melakukan perbuatan kejahatan pada keuangan negara berupa korupsi.
"Jadi kebencian yang irasional ini juga ditolak oleh agama sebenarnya. Artinya biarkanlah dia kembali sebagai warga negara yang dulu pernah berbuat salah, telah menebus kesalahan itu. Kecuali dia kembali menista agama," tegas pengacara kelahiran Padang, Sumatera Barat ini.
Kapitra juga menyinggung soal adanya kekhawatiran atas perilaku mantan suami Veronica Tan, akan terulang lagi seperti dulu. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk prasangka buruk. Apalagi dia mengamati seorang Ahok yang pernah dipenjara di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, sekarang tidak lagi banyak bicara dan ada perubahan signifikan dari perilakunya.
Penolakan mujahid PA 212 terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang digadang-gadang menjadi calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, dinilai berlebihan oleh politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera.
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count
- Pramono-Rano Bisa Menang Satu Putaran Jika Anak Abah-Ahoker Bersatu
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Momen Ridwan Kamil Soroti Kerja Ahok dan Anies di Debat Pilgub Jakarta