Mukiyo dan Mukidi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Orang Surabaya dan Jawa Timur sering menyebut istilah Gombal Mukiyo untuk mengekspresikan kekecewaan kepada seseorang, yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ucapannya.
Gombal Mukiyo, semacam umpatan, tetapi lebih halus dan lebih bersifat sindiran.
Kalau seseorang berbicara, memberi janji dengan kata-kata manis, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diomongkan, orang itu disebut sebagai Gombal Mukiyo.
Kalau seseorang berbicara tinggi, memamerkan kelebihannya, membual tanpa bukti, dia disebut sebagai Mukiyo.
Gombal adalah potongan kain, biasanya kain bekas, yang dipakai untuk membersihkan benda-benda rumah tangga.
Gombal identik dengan benda yang tidak terpakai dan tidak ternilai. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) gombal adalah kain yang sudah tua dan sobek-sobek, biasanya dibuang karena tidak berguna lagi.
Namun, dalam KBBI gombal juga mempunyai arti konotatif, yaitu bohong. Dalam praktik bahasa sehari-hari gombal bisa menjadi kata kerja menggombal, yang artinya berbohong.
Seorang pria yang merayu wanita dengan kalimat-kalimat muluk, disebut menggombal.
Nama Mukiyo belakangan ini sudah jarang disebut, kalah populer dengan nama seperti Mukidi.
- Mural Buatan Anak Muda Ikut Sambut Kepulangan Jokowi di Solo
- Pertamina dan NEXI Teken Amendemen MoU di AZEC Ministrial Meeting, Ini Kesepakatannya
- Ganjar Untuk Semua Hadirkan Ruang Mural dan Grafiti Untuk Seniman Muda
- Wakil Sekretaris TKRPP-PDIP: Mural jadi Sarana Pemuda Berekspresi tentang Masa Depan Indonesia
- Julukan Hujjatul Islam untuk Rocky Gerung
- Rocky Gerung, dari Ucapan Dungu ke Bajingan Tolol