Mukiyo dan Mukidi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mukiyo dan Mukidi
Ilustrasi, warga membuat mural di Ciampea, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu. Foto: Ricardo

Mukidi mengaku tidak akan memperpanjang masa jabatan, tetapi sudah mengumpulkan seluruh pemimpin partai politik untuk membahas perpanjangan pasca-2024.

Mukidi mengaku suka didemo, malah mengatakan kangen didemo. Namun, ketika didemo Mukidi lari ke gorong-gorong.

Mukidi mengaku tidak antikritik, tetapi gambar mural yang mirip dengan dirinya dihapus di mana-mana.

Mukidi adalah manusia yang penuh kontroversi. Apa yang terjadi di penampakan tidak sesuai dengan kenyataan. Banyak yang bingung melihat sikap Mukidi, sampai ada yang menjulukinya sebagai man of controversy, manusia kontroversi.

Siapa Mukidi? Bisa jadi dia adalah person, seseorang, tetapi bisa juga Mukidi sekarang sudah menjelma menjadi institusi, menjelma menjadi rezim.

Sebuah rezim yang bekerja secara otomatis dengan memainkan mesin kekuasaan lalu membagi-baginya untuk memperkuat cengkeraman.

Rezim Mukidi adalah rezim despot gaya baru, atau new despotism.

Despotisme adalah rezim yang memakai kekuasaannya untuk mengintimidasi oposisi dengan pemenjaraan dan pemberangusan.

Nama Mukiyo belakangan ini sudah jarang disebut, kalah populer dengan nama seperti Mukidi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News