Mukiyo dan Mukidi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mukiyo dan Mukidi
Ilustrasi, warga membuat mural di Ciampea, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu. Foto: Ricardo

Model despotisme ini dilakukan pada masa Orde Baru. Ketika itu Soeharto menjadi personifikasi utama rezim despotisme.

Dia berada pada titik episentrum kekuasaan. Dia menjadi penentu semua kebijakan rezim.

Sekarang, model despotisme ala Soeharto sudah tidak laku, karena bertentangan dengan demokrasi.

Sebagai gantinya muncullah rezim despotisme baru yang terlihat sangat demokratis.

Rezim despotisme baru ini dipimpin oleh Mukidi, yang selalu mencitrakan diri sebagai bagian dari wong cilik dan pembela rakyat.

Mukidi tetap dicintai rakyat, karena setiap ia muncul di mana-mana selalu bagi-bagi duit dan sembako.

Namun, mesin kekuasaan yang mendukung Mukidi benar-benar rezim despot. Rezim ini antikritik dan tidak akan memberikan ruang kepada oposisi.

Siapa saja yang melakukan kritik akan diberangus dan dipenjarakan. Rezim Mukidi tidak segan-segan mengubah dan mengamendemen undang-undang, untuk memperpanjang dan melanggengkan kekuasaan.

Nama Mukiyo belakangan ini sudah jarang disebut, kalah populer dengan nama seperti Mukidi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News