Mukiyo dan Mukidi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Model despotisme ini dilakukan pada masa Orde Baru. Ketika itu Soeharto menjadi personifikasi utama rezim despotisme.
Dia berada pada titik episentrum kekuasaan. Dia menjadi penentu semua kebijakan rezim.
Sekarang, model despotisme ala Soeharto sudah tidak laku, karena bertentangan dengan demokrasi.
Sebagai gantinya muncullah rezim despotisme baru yang terlihat sangat demokratis.
Rezim despotisme baru ini dipimpin oleh Mukidi, yang selalu mencitrakan diri sebagai bagian dari wong cilik dan pembela rakyat.
Mukidi tetap dicintai rakyat, karena setiap ia muncul di mana-mana selalu bagi-bagi duit dan sembako.
Namun, mesin kekuasaan yang mendukung Mukidi benar-benar rezim despot. Rezim ini antikritik dan tidak akan memberikan ruang kepada oposisi.
Siapa saja yang melakukan kritik akan diberangus dan dipenjarakan. Rezim Mukidi tidak segan-segan mengubah dan mengamendemen undang-undang, untuk memperpanjang dan melanggengkan kekuasaan.
Nama Mukiyo belakangan ini sudah jarang disebut, kalah populer dengan nama seperti Mukidi.
- Mural Buatan Anak Muda Ikut Sambut Kepulangan Jokowi di Solo
- Pertamina dan NEXI Teken Amendemen MoU di AZEC Ministrial Meeting, Ini Kesepakatannya
- Ganjar Untuk Semua Hadirkan Ruang Mural dan Grafiti Untuk Seniman Muda
- Wakil Sekretaris TKRPP-PDIP: Mural jadi Sarana Pemuda Berekspresi tentang Masa Depan Indonesia
- Julukan Hujjatul Islam untuk Rocky Gerung
- Rocky Gerung, dari Ucapan Dungu ke Bajingan Tolol