Mulai Senin, Premium Rp 6.600, Solar Rp 6.400 Per Liter
jpnn.com - JAKARTA - Mulai Senin (19/1) nanti, harga bahan bakar minyak jenis premium maupun solar bakal turun lagi. Harga LPG dan semen juga ikut turun.
Di halaman Istana, Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan hal tersebut, setelah infonya terombang-ambing dalam beberapa hari ini. Bersama presiden, turut mendampingi antara lain Menko Perekonomian Sofyan Jalil, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
"Premium, mulai nanti minggu malam pukul 24.00 WIB atau Senin 00.00 WIB, harga turun menjadi Rp 6.600/liter, harga solar turun menjadi Rp 6.400/liter,” kata Jokowi.
Adapun harga elpiji, turun menjadi Rp 129.000, dan harga semen yang diproduksi badan usaha milik negara (BUMN) turun sebesar Rp 3.000 per sak.
Sebagaimana diketahui, harga BBM jenis Premium maupun Solar yang pada 18 November 2014 lalu sempat dinaikkan oleh Presiden Jokowi menjadi Rp 8.500 per liter, pada 1 Januari 2015 lalu telah turun menjadi masing-masing Premium Rp 7.600 per liter, dan Solar Rp 7.250 per liter.
Adapun harga Elpiji tabung 12 Kilogram saat ini adalah Rp 134.700/tabung, sementara harga semen BUMN per sak bervariasi sekitar Rp 66.000/zak.
“Informasi ini perlu kita sampaikan agar seluruh menteri, gubernur, bupati, walikota ikut mendorong harga-harga agar bisa turun sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat,” tandas Jokowi. (flo/adk/jpnn)
JAKARTA - Mulai Senin (19/1) nanti, harga bahan bakar minyak jenis premium maupun solar bakal turun lagi. Harga LPG dan semen juga ikut turun. Di
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon
- Mbak Rerie: Pembangunan Kebudayaan Bukan Langkah yang Mudah, Butuh Dukungan Semua Pihak
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Gegara Dilarang Pakai Narkoba, RR Tega Aniaya Istri Hingga Tewas
- Mengisi Kuliah Umum di Politeknik PU, AHY Bicara Program Makan Bergizi Gratis
- Tidak Elok KPK Mencari Kesalahan, Apalagi Merangkai Cerita Demi Menarget Orang